Sukses

Jurus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Dongkrak Investasi di Indonesia

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia akan meyakinkan investor bahwa mereka akan mendapat kenyamanan untuk menanam uangnya di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan empat jurus yang harus dilakukan untuk memperbaiki realisasi investasi di Indonesia dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Saat ini, menurut dia, masih banyak investasi yang belum terealisasi.

Hal itu dia sampaikan dalam acara rapat koordinasi bertajuk “Menjadikan Indonesia Surga Indonesia”, di Hotel ShangriLa, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Jurus pertama adalah dia meminta agar semua pihak dapat mempromosikan Indonesia guna menarik minat investor.

"Pertama adalah kita harus yakinkan orang bahwa investasi di Indonesia bagus. Ini bicara rayu, ini bicara marketing, ini bicara promosi," kata dia.

Setelah rayuan tersebut, jurus selanjutnya adalah menanamkan keyakinan pada investor bahwa menanamkan investasi di Indonesia penuh kepastian hukum dan pengawalan.

"Kedua, begitu mereka selesai, sudah yakin, harus kita giring mereka untuk bagaimana bisa mempunyai alasan hukum untuk berinvestasi di Indonesia. Perizinannya harus kita bantu," ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kawal

Tahap ketiga adalah meyakinkan investor bahwa mereka akan mendapat kenyamanan untuk menanam uangnya di Indonesia. Oleh karena itu, birokrasi yang saat ini kerap dinilai berbelit-belit harus dipermudah agar investor tidak kabur di tengah jalan.

"Keempat, tidak hanya bagaimana dia realisasikan investasinya, kita harus kawal sampai investasinya berbuah dan berproduksi," ujarnya.

Dengan demikian semua investasi yang masuk ke Indonesia dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat dan daerah yang mendapat kucuran modal. Penyerapan tenaga kerja pun diharapkan dapat terus meningkat.

"Jadi kalau baru surat yang kita kasih enggak ada negara dapat manfaat apa-apa. Baru kita pastikan realisasi investasi, kalau belum produksi apa yang negara dapatkan," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com