Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis berada di posisi 14.078 per dolar AS di pasar spot. Rupiah tercatat tertekan 0,01 persen atau melemah 2 poin.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ada sejumlah sentimen domestik yang menekan laju pergerakan rupiah hari ini.
"Surplus perdagangan bulan Oktober tak selamanya positif, ada risiko yang terkandung di dalamnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekspor Oktober 2019 terkontraksi atau turun 6,13 persen year-on-year (YoY) dan impor turun 16,39 persen YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus USD 160 juta," tuturnya di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Ibrahim menjelaskan, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data pertumbuhan angka kredit perbankan untuk periode September pada hari Rabu 20 November 2019. Namun, data pada kredit pada bulan Agustus hanya tumbuh 7,89 persen.
Sementara itu, Trading Economics memperkirakan kredit bulan September akan tumbuh lebih lambat menjadi 7,5 persen.
"Jika benar angka kredit tumbuh lebih rendah dari perkiraan maka saham-saham di sektor keuangan bisa jadi dihindari pelaku pasar untuk sementara," ungkap dia.
Sementara itu dari sisi regional, pasar akan mengawasi perkembangan di Hong Kong, di mana polisi menjebak ratusan pengunjuk rasa di dalam sebuah universitas besar, menutup jalan di daerah itu setelah hampir dua hari berturut-turut.
"Gejolak itu bisa memukul harga saham Hong Kong dan bisa merusak mata uang sensitif risiko di kawasan itu, seperti dolar Australia," katanya.
Â
Prediksi
Untuk perdagangan esok, pihaknya memproyeksi mata uang rupiah masih akan melemah imbas faktor eksternal yang dominan.
"Kemungkinan range akan berada di level 14.050 per dolar AS-14.150 per dolar AS," tegasnya.
Advertisement