Sukses

BI Diprediksi Tahan Suku Bunga di Level 5 Persen

Sepanjang tahun ini Bank Indonesia sudah memangkas 100 basis poin suku bunga acuannya.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan digelar 2 hari mendatang, yakni pada tanggal 20-21 November 2019.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi, BI masih akan menahan suku bunga acuan di level 5 persen mempertimbangkan arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) belakangan.

"Untuk RDG nanti saya perkirakan bunga acuan akan ditahan di level 5 persen. Langkah BI berjalan seiring sinyal dari The Fed yang telah agresif turunkan suku bunga dari awal tahun," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (18/11/2019).

Seperti diketahui, BI kembali menurunkan suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5 persen pada 24 Oktober 2019 lalu.

Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility yang masing-masing turun 25 persen menjadi 4,25 persen dan 5,75 persen.

Sebab itu Bhima berujar, penurunan suku bunga acuan BI saja tidak cukup merespons penurunan kredit perbankan yang cenderung sangat lambat.

"Ada kekhawatiran likuiditas yg mengetat membuat bank hati-hati turunkan bunga kredit. Jadi perlu dipacu oleh pelonggaran GWM dan operasi likuiditas lainnya," ujarnya.

"Jadi menurut saya untuk kali ini bank sentral akan mencoba untuk membaca data-data ekonomi maupun market scara hati-hati," tambah dia.

Adapun perlu dicatat, bahwa sepanjang tahun ini Bank Indonesia sudah memangkas 100 basis poin suku bunga acuannya.

2 dari 2 halaman

BI Kembali Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps

Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) pada angka 5,00 persen.

Suku bunga Deposit Facility juga turun sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen dan Lending Facility menjadi 5,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day repo rate," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis (24/10).

Dia menjelaskan keputusan tersebut diambil dengan memperhatikan kondisi perekonomian global yang masih melambat.

"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi dan imbal hasil keuangan domestik yang tetap menarik," ujarnya.

Penurunan suku bunga ini juga bertujuan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas perekonomian domestik.

"Kebijakna ini didukung pula oleh strategi operasi moneter yang terus diperlukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan memperkuat efektivitas transmisi bauran kebijakan yang akomodatif," tutup Gubernur BI.