Liputan6.com, Jakarta - PBB meluncurkan Global Sustainable Development Report 2019. Laporan ini berisikan pandangan akademisi terhadap pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) di seluruh dunia.
Co-Chairs of the Independent Group of Scientists 2019, Endah Murniningtyas mengatakan, laporan tersebut disusun oleh 15 ilmuwan.
"Kita diperintahkan untuk menyusun laporan dari perspektifnya scientist. Kalau sedang pelaksanaan laporannya kan sudah ada voluntarily national report," ungkapnya, di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (19/11).
Advertisement
"Jadi setiap negara membuat (laporan) sehingga sekjen PBB ingin kalau dari pandangan scientist bagaimana pelaksanaan SDGs," sambungnya.
Baca Juga
Dia mengungkapkan, terdapat beberapa catatan dari para ilmuwan yang berkaitan dengan pelaksanaan SDGs.
"Pertama laporan ini menyatakan bahwa dari berbagai laporan para ahli itu ternyata kalau kita melakukan pencapaian SDGs dengan cara yang seperti sekarang ini kita hanya akan mencapai 5 persen dari target dan goal yang ada. Kalau ada usaha yg lebih besar itu baru akan 10 persen misalnya," ujar dia.
Laporan tersebut juga memberi catatan terkait capaian pelaksanaan SDGs. Terlihat terdapat pertumbuhan di sisi ekonomi dan pilar sosial. Namun sayangnya, tidak demikian jika menilik sisi lingkungan hidup.
"Ini yang kemudian meski kita tumbuh meski kita capai pertumbuhan di pilar ekonomi, beberapa di pilar sosial, tapi di lingkungan kita ternyata opposite direction," ungkapnya.
"Kita mengalami pertumbuhan tinggi tapi kebakaran ada, emisi karbon ada, pemanasan global ada, gampang, kebakaran, banjir dan sebagainya. Permasalahan lingkungan ini kita yang masih ada di arah sebaliknya," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PBB Puji Indonesia Terkait Pembangunan Berkelanjutan
Kementerian PPN/Bappenas menggelar pertemuan UN Forum on Development Cooperation. Acara ini merupakan refleksi lima tahunan antara Bappenas dengan PBB Indonesia dalam the UN Partnership Development Framework (UNPDF).
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang P.S. Brodjonegoro menyebutkan tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk mengkaji dan mengevaluasi implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
"Intinya ini suatu kerjasama yang sifatnya periodik, jadi UN dan pemerintah Indonesia setiap 5 tahun menyusun program apa saja yang akan dilakukan oleh UN untuk membnatu pembangunann Indonesia 5 tahun ke depan," kata Menteri Bambang, di kantornya, Jumat (28/6/2019).
Dia menjelaskan, kedua belah pihak melakukan dialog strategis mengenai implementasi strategi kemitraan PBB selama dua tahun terakhir di Indonesia dan hasil yang telah dicapai.
"Dan yang di-review adalah sejauh mana (implementasinya) karena sudah tahun ke 4 kan sekarang, tinggal setahun lagi. Sejauh mana kerjasama UN dengan pemerintah ini bisa membantu target-target capaian pmebangunan khususnya yang terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
Menurutnya, capaian dari pembangunan berkelanjutan telah menunjukan hasil yang cukup positif. Diantaranya adalah turunnya angka kemiskinan di Indonesia ke angka single digit yang merupakan pertama kalinya sepanjang sejarah.
"Sudah menunjukkan perbaikan tapi kan tentunya kita ingin target atau harapan yang sudah tercantum di 2016-2020 nanti bisa tercapai atau lebih baik capaiannya," ujarnya.
"Kalau melihat tahun ke depan, di satu sisi kita tetap ingin kemiskinan turun lagi kemudian SDM terutama kesehatan kita inginnya stunting terus turun. Jadi penekanan pada SDM sama pentingnya, bahkan lebih kuat lagi 5 tahun ke depan," dia menambahkan.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement