Sukses

Indonesia Bakal Kedatangan 2 Unicorn Baru di 2020

Indonesia kini memiliki 5 perusahaan unicorn dengan nilai valuasi diatas USD 1 miliar, yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro memprediksi, Indonesia akan kedatangan minimal dua perusahaan rintisan (startup) baru bergelar unicorn pada 2020 mendatang.

Sebagai catatan, Indonesia kini memiliki 5 perusahaan unicorn dengan nilai valuasi diatas USD 1 miliar, yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan Ovo.

"Tahun ini 5. Tahun depan yang nambah. Itu ada potensi nambah dua, minimal dua lah bukan dua aja," ujar Menteri Bambang di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Kendati begitu,ia belum mau menyebutkan nama siapa saja startup yang bakal menyandang status tersebut. "Itu kan nanti. Kalau ditentukan kan lucu. Itu kan proses bisnis," sambungnya.

Dia menyatakan, dirinya berani berasumsi bahwa Indonesia bakal kedatangan dua perusahaan rintisan besar baru tahun depan, lantaran saat ini Indonesia telah masuk ke dalam jajaran 10 besar negara dengan jumlah unicorn terbanyak di dunia,

"Pertama fakta bahwa Indonesia salah satu negara dengan (jumlah) unicorn terbesar di dunia, termasuk top 10, dan di Asia Tenggara paling besar. Kemudian market yang besar, dan dengan entrepreneurship yang juga luar biasa, terutama dari generasi milenial, sehingga kita punya modal yang kuat," tuturnya.

"Dan dengan sudah munculnya beberapa unicorn, maka unocorn-unicorn itu akan bisa menyeret yang lain untuk bisa mengikuti jejak mereka. Jadi saya lihatnya lebih karena potensi dari perekonomian Indonesia sendiri," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia Berpotensi Lahirkan Unicorn Sektor Pendidikan

Indonesia pada 2020 berpotensi melahirkan unicorn baru di sektor pendidikan. Hal ini sebagai dampak dari besarnya anggaran di sektor pendidikan pada 2020 yang mencapai Rp 508,1 triliun.

Pemerintah beralasan, besarnya anggaran pendidikan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang tangguh dan mampu bersaing secara global.

Membaca situasi ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara melihat potensi kemunculan startup unicorn baru yang bergerak di sektor pendidikan.

"Teorinya, itu (potensi kehadiran unicorn baru) kan mengikuti aliran uang (APBN). Aliran uang itu yang paling besar di pendidikan," ujar dia di Jakarta, seperti dikutil Minggu (13/10/2019).

Namun, ia mencermati, startup yang bermain di ranah pendidikan secara Gross Merchandise Value (GMV) saat ini masih belum terlihat. Sebagai perbandingan, Rudiantara menyoroti OVO, perusahaan seumur jagung tapi berhasil menyemat status unicorn berkat kecepatan traksi (traction).

"Hanya memang GMV-nya belum kelihatan. Traction-nya tidak secepat OVO. OVO kan traction-nya luar biasa, dalam 2 tahun GMV-nya meningkat cepat," jelas dia.