Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi hasil riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia. Dalam riset disebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 bakal berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,1 persen.
“Kalau prediksi kan boleh-boleh saja,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/11).
Mantan Menteri Perindustrian ini optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen tahun depan. Keyakinan ini didukung hasil survei Badan Pusat Statistika (BPS) yang mengatakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tumbuh 5,02 persen selama triwulan ketiga tahun 2019.
Advertisement
Baca Juga
“Kita melihat survei BPS kan kemarin 5 persen di atas sedikit,” ujarnya.
Airlangga mengaku akan memaksimalkan belanja negara guna menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Seluruh pelelangan proyek sekaligus belanja barang dan jasa juga diupayakan tepat waktu.
“Presiden bilang kita harus punya program yang mendorong sektor pertumbuhan dan berbagai sektor lain digenjot,” kata dia.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi CORE
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Core, Mohammad Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 bakal berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,1 persen. Prediksi ini diakui melebar dibandingkan prediksi sebelumnya.
Jika sebelumnya range prediksi hanya sebesar 0,1 persen, maka untuk 2020 melebar jadi 0,2 persen.
“Menjadi 0,2 persen karena faktor ketidakpastiannya sangat tinggi, sehingga range-nya melebar. Di tahun depan kita akan melihat lagi kecenderungannya apakah ke 5,1 persen atau 4,9 persen," kata dia, dalam diskusi, di Jakarta, Rabu (20/11).
Prediksi itu, lanjut Faisal, mempertimbangkan dua skenario yang diperkirakan terjadi di tahun depan.
“Dari prediksi pertumbuhan global meningkat tapi tertahan. Perlambatan pertumbuhan terjadi di Amerika dan China. Bisa jadi lebih negatif bila eskalasi perang dagang ini berlanjut," ungkapnya.
"Bisa lebih positif jika Trump ini tidak terpilih di 2020, perang dagang itu otomatis diperkirakan tidak berlanjut, bisa berlanjut lagi jika Trump terpilih," lanjut Faisal.
Advertisement