Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung langkah PT Permodalan Nasional Madani (Persero) ‎atau PNM untuk mendapatkan sumber pendaan murah demi menyalurkan pinjaman ke masyarakat.
‎Asisten Deputi Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan II PNM, Muhammad Khoerur Roziqin mengatakan, PNM memiliki peran besar dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga prasejahtera, dengan memberikan pinjaman dana dan pelatihan usaha.
Advertisement
Baca Juga
"PNM bagus mengangkat kesejahteraan keluarga prasejahtera di Indonesia, ada 15 juta lebih keluarga pra sejahtera. Nasabah PNM 5,8 juta kali 4, anak artinya 23 juta keluarga prasejahtera," kata Roziqin, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Menurut Roziqin, dengan peran yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, PNM perlu mendapat dukungan untuk mendapat dana dengan bunga yang murah, sehingga bisa menjaga bunga pinjaman ke masyarakat ‎tetap kecil.
"Satu hal yang perlu kita dorong, yaitu segera ada program pemerintah membantu PNM mendapatkan dana yang murah," ujar dia.
Roziqin pun memiliki gagasan sumber dana murah bisa berasal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikucurkan pemerintah. ‎
Saat ini penyalur KUR hanya perbankan, seharusnya bisa juga dilakukan PNM. Pasalnya, PNM bisa langsung menyetuh masyarakat yang membutuhkan.
"Program presiden KUR itu disalurkan lewat bank, sedangkan keluarga prasejahtera saya nggak yakin punya akses bank atau tidak, sedangan PNM hadir langsung menusuk jantung ke area area yang jadi sasaran. Yang hebatnya lagi ada pela‎tihan untuk keuarga prasejahtera sedangkan perbankan tidak ada," tandasnya.
PNM Dapat Utang Rp 1,35 Triliun dari Obligasi
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mendapat utang sebesar ‎Rp 1,35 triliun, melalui penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2019.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengatakan, penerbitan obligas tahap II 2019 dilakukan dalam dua seri, yaitu seri A, dengan obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp 586,5 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,40 persen. Jangka waktu obligasi Seri A adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
Baca Juga
Seri B, Jumlah obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp 763,5 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75 persen. Jangka waktu obligasi seri B adalah 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
"‎Realisasinya 2 minggu lalu baru terbitkan obligasi nggak besar Rp1 triliun, karena peminatnya banyak kita tambah Rp 1,35 triliun," kata Arief, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Menurut Arief, dana yang didapat dari obligasi akan disalurkan untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) pada tahun depan.
"Obligasi untuk modal pembiayan baik Mekaar dan ULaMM. Untuk obligasi yang sudah jatuh tempo sudah kita bayar diawal," tutur dia.
‎PNM telah menorehkan pencapaian peringkat dari idA menjadi idA+ (single A plus; stable outlook) atas perusahaan, obligasi berkelanjutan, sukuk mudharabah dan medium term notes.
Pencapaian ini membuat kepercayaan investor meningkat, hal ini terbukti dari peminat obigasi dengan jangka panjang yang lebih banyak.
‎"Sebagai perseroan karena memperoeh dana dari investor kami di ratting dari singel A jadi A+. Kami terbitkan dua kupon, yang diminati 5 tahun investor percaya secara jangka panjang terjamin kesehatannya," tandasnya.
Advertisement