Sukses

Menteri Edhy Prabowo Lepas Ekspor 20 Ribu Ton Hasil Perikanan

Kontribusi PDB Perikanan terhadap PDB Nasional naik dari 2,32 persen pada 2014 menjadi 2,60 persen di 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Industrialisasi sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Industrialisasi ini tentunya dilakukan dengan memperhatikan aspek kedaulatan, keberlanjutan usaha, dan kesejahteraan demi generasi mendatang.

Dalam rangka mendorong industrialisasi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) bekerja sama dengan eksportir/unit pengolahan ikan (UPI), para pemangku kepentingan lainnya, dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Jumat (22/11/2019) menyelenggarakan Ekspor Raya Hasil Perikanan.

Mengusung tema Ekspor Hasil Perikanan sebagai Pendorong Industri Perikanan, kegiatan ini dilaksanakan secara serentak oleh 35 Unit Pelaksana Teknis (UPT) KIPM.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menjelaskan, volume komoditi perikanan yang diekspor hari ini mencapai 20.151 ton (34,7 persen hasil budidaya dan 65,3 persen hasil tangkap) dengan nilai USD 137,6 juta atau setara Rp 1,79 triliun.

"Hasil perikanan tersebut berasal dari 238 UPI sejumlah 1.004 unit kontainer," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Ekspor raya kali akan dikirim ke 43 negara dengan jenis komoditi rumput laut, tuna, tongkol, cakalang, rajungan, cumi, ikan terbang, surimi, kerang, kepiting, bawal, sidat, bekicot, paha kodok, kakap, kerapu, nila dan udang.

Secara lengkap, data ekspor di masing-masing pelabuhan akan disampaikan oleh Kepala UPT KIPM melalui video conference yang diwakili oleh 8 UPT, yaitu BKIPM Semarang - pelabuhan Tanjung Mas, BKIPM Jakarta II – Pelabuhan Tanjung Priok, BKIPM Medan II – Pelabuhan Belawan, BKIPM Manado – Pelabuhan Bitung, BKIPM Bima - Pelabuhan Bima, Makassar - Pelabuhan Soekarno Hatta,  BKIPM Banjarmasin - Pelabuhan Tri Sakti dan BKIPM Ambon - Pelabuhan Ambon.

Sementara itu, dari Pelabuhan Teluk Lamong dilepas 4 kontainer komoditi perikanan yang akan dikirim ke 37 negara tujuan. Sebagai informasi, Pelabuhan Teluk Lamong merupakan pelabuhan pertama di Indonesia yang berkonsep green and smart port.

Pelabuhan ini memiliki sistem operasional yang berbasis Information, Communication, and Technology (ICT) dengan peralatan berbasis otomasi. Dengan infrastruktur modern, kapasitas yang besar, serta sistem operasional berbasis digital, pelabuhan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan percepatan dalam pelayanan.

"Geliat industrialisasi sektor perikanan ini memang perlu didorong mengingat sektor perikanan berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kontribusi PDB Perikanan

Sebagaimana tercatat, kontribusi PDB Perikanan terhadap PDB Nasional menunjukkan peningkatan dari 2,32 persen pada 2014 menjadi 2,60 persen pada 2018. Nilai PDB Perikanan kuartal III 2019 naik menjadi Rp 62,24 triliun dari Rp 58,58 triliun pada periode yang sama di 2018. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pendapatan pelaku usaha sektor perikanan.

Peningkatan PDB sektor perikanan ini merupakan dampak peningkatan produksi perikanan Indonesia. Pada tahun 2015, produksi perikanan tangkap mencapai 6,67 juta ton senilai Rp 120,6 triliun meningkat menjadi 7,25 juta ton dengan nilai Rp 210,7 triliun di 2018. Sementara itu produksi perikanan budidaya sebesar 15,63 juta ton pada 2015 meningkat menjadi 17,25 juta ton di 2018 yang terdiri dari 6,88 juta ton ikan budidaya dan 10,37 juta ton rumput laut.

Dalam hal meningkatkan ekspor perikanan ini, salah satu tugas BKIPM adalah bertanggung jawab terhadap penjaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan.

Hal ini dilakukan melalui pengendalian penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB), sistem Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) di unit pembudidayaan ikan, dan penerbitan Health Certificate (HC) di UPI guna menjamin bahwa produk yang diekspor sehat dan aman untuk dikonsumsi manusia.

Dengan penjaminan ini, hasil perikanan Indonesia telah diterima 158 negara di dunia dan mampu bersaing di pasar internasional. Pasar utama produk perikanan Indonesia yaitu Amerika Serikat, serta berturut-turut diikuti oleh Tiongkok, Jepang, Malaysia, Taiwan, Thailand, Singapura, Vietnam, Italia, dan Hong Kong.

Adapun komoditas utama ekspor hasil perikanan Indonesia antara lain udang, tuna dan jenis pelagis lainnya, cumi-cumi/gurita, rajungan, ikan demersal, tilapia, serta rumput laut.

"Kegiatan Ekspor Raya Hasil Perikanan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi kebangkitan industrialisasi sektor kelautan dan perikanan dengan melalui perkuatan sinergi dengan berbagai pihak," tutup Edhy.