Sukses

Soal Mafia Migas dan Impor Minyak, Ini Kata Ahok

Ahok mengaku tak mengetahui persoalan mafia migas dan enggan menanggapi masalah impor minyak.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengaku tak mengetahui persoalan mafia migas yang menghantui tubuh PT Pertamina (Persero). Menurut dia, istilah tersebut terdengar asing bagi dirinya yang kini baru bergabung di Perseroan.

"Maksudnya mafia migas apa ya? Saya, kan, bukan godfather," kata Ahok saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (25/11).

Godfather merupakan istilah bagi tokoh besar mafia yang diambil dari film yang disutradarai Francis Ford Coppola berdasarkan buku karangan Mario Puzo.

Sementara itu, saat disinggung mengenai persoalan impor minyak minyak yang tergolong tinggi, dirinya tidak menjawab terlalu gamblang. Menurut dia, kewenangan dia sebagai komisaris utama tidak berhak menjawab hal tersebut.

 

"Saya tahu, tapi bukan hak saya untuk bicara. Itu hak dirut. Saya hanya awasi internal," kata Ahok.

Jabatan yang saat ini pun berbeda dengan posisi sebelumnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Di mana pada saat itu, dirinya memiliki kewenangan untuk berkomentar secara jauh mengenai isu yang ada di Jakarta.

"Beda dengan gubernur dulu apa aja saya jawab ini hak wewenang ada di dirut Pak Erick. Hanya duduk bantu awasi. Masyarakat bisa lihat perkembangan kayak apa di lapangan," tandasnya.

Sebelumnya Ahok secara resmi mendapatkan surat keputusan (SK) pengangkatan dirinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). SK tersebut diserahkan langsung usai dirinya bertemu dengan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartiko Wirjoatmojo, pada hari ini, Senin (25/11).

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Ahok Resmi Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi diangkat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) hari ini, Senin (25/11/2019). Pria yang akrab disapa Ahok tersebut akan mendapatkan Surat Keputusan (SK) ihwal pengangkatannya sebagai Komut.

Dalam menjalankan tugas ini, Ahok meminta masyarakat untuk mendukungnya.

"Saya minta, dukungan doa dan informasi. Kan, fungsinya (komut) pengawasan, jadi semakin banyak yang lapor ke kami, kami bisa cek sistemnya," ujarnya di Kementerian BUMN, Senin (25/11/2019).

Dirinya melanjutkan akan mengikuti segala peraturan di BUMN yang dipimpinnya kelak.

"Tujuan saya bantu Bu Nicke (Direktur Utama Pertamina) dan teman-temannya agar berhasil jadi Dirut Pertamina dalam sejarah kita," ucapnya.

Sebagai informasi, Ahok akan bekerja didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gudi Sadikin yang nantinya menjabat sebagai Wakil Komut. Adapun, Pertamina menggelar Rapat Umum Pemegang Saham pada hari ini di tempat yang sama, Kementerian BUMN. 

3 dari 4 halaman

Terima SK Pengangkatan Komut Pertamina

Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendatangi gedung Kementerian BUMN hari ini, Senin (25/11/2019).

Ahok datang mengenakan setelan batik lengan panjang berwarna cokelat dan dikawal oleh beberapa stafnya. Dia datang tepat pukul 09.20 WIB.

Dirinya menyatakan akan menerima Surat Keputusan (SK) ihwal dilantiknya sebagai Komut.

"Ya, hari ini penyerahan SK," di Jakarta.  

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ahok resmi ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. Adapun, Pertamina menggelar Rapat Umum Pemegang Sahamnya hari ini di tempat yang sama, Kementerian BUMN.

Di sela-sela perjalanan menuju lift, Ahok sempat meminta dukungan masyarakat dalam menjalankan pekerjaannya.

"Minta dukungan dari masyarakat, fungsinya (Komut) kan pengawasan. Semakin banyak yang melaporkan maka semakin baik," imbuh Ahok.

4 dari 4 halaman

Posisi Ahok Sebagai Komut Pertamina Disebut Berperan Penting

Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama (komut) PT Pertamina (Persero).

Ahok akan didampingi Budi Gunadi Sadikin sebagai wakil komut di Pertamina. Erick Thohir juga memilih Emma Sri Martini selaku Direktur Utama Telkomsel menjadi Direktur Keuangan Pertamina.

Menanggapi hal ini, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai posisi komisaris utama tersebut sangatlah tepat untuk Ahok.

"Saya kira lebih tepat Ahok sebagai komut. Kegaduhan penolakannya akan lebih minimal. Sementara di sisi lain kalau memang ditujukan untuk meningkatkan pengawasan juga masih efektif," ungkapnya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/11/2019).

Piter menerangkan, jabatan Ahok sebagai komisaris utama akan memegang peranan penting untuk melalukan pengawasan terhadap Pertamina ke depan.

"Posisi komut sangat menentukan di BUMN besar seperti Pertamina. Banyak keputusan-keputusan penting misalnya terkait belanja modal yang nilainya sangat besar harus melalui persetujuan komut," tegas dia.

Adapun Erick bilang sejumlah nama pejabat baru Pertamina tersebut akan dilakukan segera pada Jumat ini atau paling lambat Senin pekan depan.

"Pertamina bukan Tbk, jadi bisa disegerakan hari ini atau Senin," terang Erick. Â