Sukses

PLN Perkuat Listrik Papua dengan PLTS

PLN meningkatkan pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) di Papua dan Papua Barat

Liputan6.com, Jakarta - PLN meningkatkan pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) di Papua dan Papua Barat. Caranya dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di 151 lokasi.

Direktur Regional Maluku dan Papua, Ahmad Rofik mengatakan, pembangunan PLTS ditandai dengan kontrak antara PLN dengan KOS Sky - Tritama, dan Konsorsium Telkominfra - Pracom - Canadian Solar. Kontrak ini menunjukkan keseriusan PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Papua.

“Konsentrasi kami adalah bagaimana agar masyarakat di pedalaman Papua bisa segera menikmakti listrik dengan cepat," kata Rofik, di Jakarta Selasa (26/11/2019).

Penandatanganan kontrak antara PLN dengan beberapa perusahaan tersebut menggunakan kontrak Kesepakatan Harga Satuan (KHS), dimana pengadaan dan pemasangan PLTS tersebar di 151 lokasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kapasitas PLTS

Sementara itu range kapasitas PLTS sebesar 10 Kilo Watt Peak (KWP) – 150 KWP yang tersebar menjadi beberapa zonasi yakni Zona Timika, Zona Merauke, Zona Sorong dan Zona Jayapura.

"Mengingat kondisi geografis Papua yang cukup ekstrim sehingga dibutuhkan ketepatan dalam pemilihan jenis pembangkit, untuk itu kami memilih PLTS yang dibangun secara komunal sesuai dengan kebutuhan zonasi masing-masing," ungkap Rofik.

Direktur Utama Telkominfra Bob Apriawan mengungkapkan, PLN cukup serius dalam mengembangkan EBT, pihaknya yakin dengan arah energi yang bersih maka kami juga berusaha mengembangkan kemampuan di area EBT.

“Ini adalah salah satu wujud sumbangsih kami bersama PLN untuk warga Papua agar bisa menikmati listrik dengan cepat," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Pemanfaatan PLTS Dongkrak Rasio Elektrifikasi di NTT

Rasio elektrifikasi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan mencapai 100 persen dalam waktu dekat. Hal ini seiring dengan pemanfaatan energi baru dan terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah tersebut. 

GM PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) Ignatius Rendoyoko mengatakan rasio elektrifikasidi NTT saat ini telah mencapai 73,72 persen. Angka tersebut meningkat dari tahun lalu yang sebesar 62 persen.

“Kami melihat wilayah ini merupakan salah satu provinsi yang tertinggi dalam optimalisasi penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), khususnya dalam pemanfaatan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pengerjaan projek PLTS di NTT dilakukan melalui penggunaan bidang lahan tanah yang tidak lagi produktif, sehingga nilaiekonomisnya akan bisa terkonversi melalui aplikasi PLTS,” paparnya dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Sementara itu, Direktur Human Capital Management (HCM) PT(Persero) PLN Muhamad Ali menyatakan, peningkatan rasio elektrifikasi di NTT salah satunya karena ada dukungan sumber energi terbarukan (EBT) yang melimpah di wilayah tersebut.

“Saat ini lebih dari Rp 9 miliar sudah investasi yang tertanam pada enampembangunan sumber EBT meliputi PLTP panas bumi, PLTMH mikrohidro, PLTS tenaga surya dan PLTB tenaga bayu. Melalui sinergidengan pemerintah desa, maka pelaksanaan program Tim PercepatanListrik Pedesaan terlaksana dengan baik,” papar Ali.

Namun, lanjut dia, peningkatan rasio elektrifikasi di Bumi Flobamora tersebut, salah satunyajuga memerlukan dukungan dan pembangunan dari SDM berkompetensi,yang dihasilkan melalui pelaksanaan program vokasi dengan sejumlah SMKN di wilayah Kupang dan Maumere yang terlaksana sejak tahun 2018.

"PLN juga melaksanakan sejumlah program rekrutmen, baik untuk jenjang SMK, S1/D4 selama empat tahun berturut-turut, serta melakukan program kerja sama program D3 dengan Politeknik Negeri Kupang," jelas dia.