Sukses

Industri Makanan dan Minuman Jadi Andalan Tekan Defisit Neraca Dagang

Ekspor industri mamin menyentuh angka USD 20 miliar hingga September 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Industri makanan dan minuman (mamin) terus menunjukkan daya saingnya. Hal tersebut dibuktikan dengan capaian ekspor sektor yang menjadi prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 tersebut, yang menyentuh angka USD 20 miliar hingga September 2019.

Sektor mamin juga berkontribusi lebih dari sepertiga (36,49 persen) dari total Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas hingga triwulan III tahun 2019.

“Bila melihat data, ekspor industri mamin saat ini cukup besar, dan ekspornya juga nomor satu. Angka ekspor mamin hingga September 2019 hampir mencapai USD 20 miliar,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono, dalam keterangan tertulis, Senin (25/11).

Sigit mengungkapkan, industri makanan dan minuman menjadi salah satu prioritas dalam Making Indonesia 4.0 karena secara terus-menerus selalu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi, seperti pada triwulan III Tahun 2019 yang mencapai 7,72 persen, sementara ekonomi tumbuh 5,04 persen.

"Dengan sedikit dorongan, pertumbuhan ekonomi kita dapat lebih bagus lagi, karena 55 persen dari struktur ekonomi kita didukung oleh konsumsi dalam negeri, sehingga kita masih punya kesempatan lebih besar lagi,” terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Mie Instan Indonesia Paling Digemari

Menurut Sigit, saat ini produk mamin yang diproduksi di Tanah Air banyak digemari di beberapa negara lain. Misalnya mi instan yang sangat digemari di negara-negara Afrika.

Sehingga, untuk meningkatkan ekspor sektor mamin, pemerintah terus menjajaki pasar Amerika Serikat, Jepang, Eropa, serta pasar-pasar nontradisional.

Upaya mendorong pertumbuhan sektor itu antara lain dengan aktif menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sampai dengan triwulan III tahun 2019, realisasi investasi untuk sektor mamin mencapai Rp 25,81 triliun untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan USD 984,26 juta untuk Penanaman Modal Asing (PMA).

Pemerintah juga terus mendorong sekaligus memfasilitasi promosi produk industri mamin, salah satunya melalui pameran industri di luar negeri yang dinilai bisa menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri mamin untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan serta keinginan dari pelanggannya.

“Upaya tersebut diharapkan mampu memperluas jangkauan ekspor produk mamin yang diproduksi di Tanah Air,” ungkap Sigit.

Aspek teknologi dan inovasi, termasuk pula standar dan pengemasan merupakan faktor krusial dalam industri mamin. Untuk melindungi pasar dalam negeri, proteksi yang dilakukan termasuk penerapan berbagai regulasi yang harus dipenuhi juga oleh produk-produk impor.

Hal ini agar industri mamin Tanah Air dapat mendominasi pasar dalam negeri dan mampu berkontribusi dalam menekan defisit neraca perdagangan.

 

3 dari 3 halaman

Gelar Pameran

Sigit menyampaikan, Kemenperin secara rutin menggelar pameran produk-produk industri di Plasa Pameran Industri Kemenperin, termasuk pula dari industri makanan dan minuman. Kegiatan tersebut awalnya bertujuan untuk memperkenalkan teknologi serta inovasi-inovasi sektor industri di Indonesia.

Dalam 10 tahun pelaksanaan pameran, dapat dilihat perkembangan produk yang dipamerkan, seperti pada kemasan maupun diversifikasi produk. “Hal ini tidak lepas dari masukan para pengunjung pameran,” kata Sigit.

Pameran industri makanan dan minuman digelar oleh Kementerian Perindustrian pada 25-29 November 2019, diikuti oleh 100 peserta yang menempati booth, area open space, maupun food trucks. Salah satu produk khas yang ditampilkan dalam pameran adalah produk pengolahan kopi dari Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com