Sukses

Jual Beras ke BNI dan BRI Jadi Cara Bulog Bayar Utang?

Bulog mensuplai 40 ribu paket beras untuk BRI pada November ini.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog sedang menghadapi krisis keuangan lantaran terlilit utang Rp 28 triliun. Putar otak, BUMN perdagangan besar dan eceran ini menjual paket beras ke bank BUMN, yaitu BNI dan BRI.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan, ini adalah salah satu solusi dan cara agar Bulog bisa bertahan.

"Kita tidak menyalahkan utang, ya, tapi ini adalah sebuah solusi bagaimana mengatasi itu," tuturnya usai Peresmian Toko Online PangananDotCom di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Lebih lanjut, paket beras yang dijual kepada BNI berjumlah 25 ribu, yang berisi 5 kg beras premium dan 2 kg beras merah per paketnya. BNI sudah mendapat paket beras ini sejak Oktober 2019 lalu.

Sementara untuk BRI, Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN BRI, Agus Noorsanto, menyatakan Bulog mensuplai 40 ribu paket beras bulan November ini.

"BRI sekitar 40 ribu paket karena karyawannya lebih banyak," tutur Agus.

Lebih lanjut, segala terobosan akan dilakukan oleh Bulog untuk membantu meningkatkan pendapatan. Selama ini, 80 persen porsi pendapatan perusahaan masih berasal dari penugasan pemerintah.

"Sekarang kita bicara komersial, next 50 persen komersial 50 persen penugasan. Siapa tahu ke depan bisa 80 persen komersial dan 20 persen penugasan, artinya kita kuat," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Bulog Bakal Banjiri Toko Ritel dengan Beras Medium

Perum Bulog dan Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) menjalin kerjasama terkait penyediaan beras dan komoditi pangan pokok bagi konsumen. Lewat kesepakatan ini, Bulog akan turut menyediakan beras kualitas medium di toko ritel modern.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya akan menyalurkan sebanyak mungkin kebutuhan beras kualitas medium ke ritel modern guna menstabilkan harga hingga akhir 2019.

"Ini untuk jaga kestabilan harga sampai akhir tahun. Karena yang kita butuhkan adalah beras medium. Kalau beras premium kan hari ini sudah dibanjiri di seluruh pasar. Di ritel-ritel itu kan beras premium banyak sekali. Tapi yang medium itu yang tidak ada di ritel," tuturnya di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Dengan begitu, pria yang akrab disapa Buwas ini menyatakan, Bulognantinya tak perlu lagi melakukan operasi pasar terkait penyaluran beras, sebab Bulog sudah masuk di dalam jejaring.

"Jadi nanti next kita tidak perlu lagi operasi pasar, tidak perlu lagi Bulog ada operasi-operasi karena langsung sudah ada di jejaring ini," ujar dia.

Namun begitu, ia menegaskan, Bulog tak akan lepas tangan dan terus mengikuti perkembangan situasi yang ada. Ini dilakukan guna menjaga kestabilan harga dan menekan inflasi.

"Mau atau tidaknya lonjakan (harga), tugas Bulog adalah untuk stabilisasi. Jadi jangan sampai ada lonjakan juga. Kestabilan juga penting, karena itu yang akan menstabilkan daripada inflasi. Kita menekan supaya tidak terjadi inflasi," katanya.

3 dari 3 halaman

Pengusaha Ritel Siap Serap Beras Kualitas Premium Milik Bulog

Perum Bulog menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) terkait penyediaan beras dan komoditas pangan pokok bagi konsumen. Nantinya pengusaha ritel siap menyerap beras milik Bulog.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dan Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey yang turut disaksikan oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Hotel Arya Duta, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Dalam sambutannya, Roy mengatakan, kerja sama ini digalang dengan tujuan untuk mendukung upaya penyediaan beras dan komoditas pangan pokok bagi konsumen dengan mutu yang baik dan harga sesuai ketentuan pemerintah.

"Kami mengajukan kepada pemerintah, tanda tangan dengan Bulog untuk penyerapan beras Bulog yang medium, tapi kualitas premium untuk bisa didagangkan di toko ritel modern, sehingga bisa diterima seluruh masyarakat Indonesia," ujar Roy.

Menurutnya, Aprindo yang beranggotakan 150 perusahaan ritel dengan 45 ribu gerai yang tersebar di 30 provinsi seluruh Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga keamanan distribusi barang dan stabilisasi harga, khususnya yang rentan akan fluktuasi harga.

Sementara itu, Buwas menyampaikan, melalui pelaksanaan kerja sama antara Perum Bulog dengan Aprindo ini, nantinya diharapkan agar seluruh proses dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan komoditi pangan pokok bagi masyarakat melalui Aprindo dapat ditangani secara baik dengan memanfaatkan kompetensi dari kedua belah pihak.

"Hal ini sangat penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam meredam gejolak harga pangan yang tercermin dari stabilnya tingkat inflasi nasional khususnya inflasi bahan pangan," tuturnya.

"Dengan jumlah jaringan gudang mencapai lebih dari 1.400 unit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Bulog telah menjadi bagian dari kekuatan nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dalam hal ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi harga," tandasnya.