Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.055 per dolar AS hingga 14.105 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (26/11/2019), rupiah dibuka di angka 14.084 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.085 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.077 per dolar AS hingga 14.087 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 2,11 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.081 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.091 per dolar AS.
Baca Juga
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa diprediksi masih akan melanjutkan penguatan.
"Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan akan menguat tipis terhadap dolar AS," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.
Pasar tengah mencerna komentar dari Presiden AS Donald Trump tentang China, yang meningkatkan harapan bahwa kedua belah pihak akan menandatangani kesepakatan perdagangan segera.
Trump mengatakan kesepakatan dengan China "berpotensi sangat dekat," dan juga mengindikasikan bahwa ia mungkin tidak menandatangani RUU yang disahkan minggu ini oleh kongres yang mendukung Hong Kong dalam upaya untuk menenangkan Beijing.
Ketegangan yang meningkat terkait persoalan Hong Kong, bagaimanapun telah muncul sebagai komplikasi baru dalam pembicaraan perdagangan, yang tampaknya membuat kemajuan kesepakatan perdagangan AS-China melambat.
Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.055 per dolar AS hingga 14.105 per dolar AS.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Beberkan Cara agar Rupiah Bisa Taklukkan Dolar
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, rupiah tidak akan takut melawan dolar jika hilirisasi‎ komoditas mineral dan batubara (minerba) diterapkan, dia pun mengajak pelaku usaha pertambangan menerapkannya.
Jokowi mengatakan, ‎dengan adanya hilirisasi komoditas pertambangan akan mengurangi impor, salah satunya adalah hilirisasi batubara menjadi produk petrokimia dan Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti bahan baku Liqufied Petroleum Gas (LPG).
"Saya berikan contoh, batubara. Gasifikasi. Sekarang dengan teknologi, ternyata, saya juga baru tahu batubara bisa menjadi DME dan menjadi LPG bisa jadi petrokimia, metanol dll. Ngapain kita impor elpiji, ngapain kita impor petrokimia yang besar," kata Jokowi, saat menghadiri pemberian penghargaan IMA, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, pada Rabu 20 November 2019..Â
BACA JUGA
Untuk diketahui, dari. 7,3 Metric Ton (MT) kebutuhan LPG Indonesia dalam satu tahun, 70 persennya atau 5,5 juta MT berasal dari impor.
Menurut Jokowi, dengan menurunnya impor‎ akan meredam defisit neraca perdagangan dan defisit neraca berjalan, sehingga akan memperkuat rupiah. Bahkan tidak ada lagi ketakutan dengan pelemahan rupiah terhadap dolar.
‎"Kalau kita Current Account Defisit dan neraca perdagangan selesai, tidak ada ketakutan mengenai rupiah dengan dolar dan mata uang lain, kan aman kita," tuturnya.
Advertisement