Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 masih akan moncer pada angka 5 persen. Padahal, sudah banyak pihak yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan akan berada di bawah 5 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, yakin pertumbuhan ekonomi di 2020 akan melebihi 5 persen jika omnibus law segera teralisasi.
"Kalau saya, saya optimistis bisa 5,3 persen. Bahkan kalau omnibus law-nya selesai, itu bisa lebih tinggi dari 5,3 persen," kata dia saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (26/11).
Advertisement
Selain itu, optimisme tersebut juga ditambah oleh mulai meredanya ketegangan trade war atau perang dagang antara AS dan China.
Baca Juga
"Ketegangan AS-China udah mulai mereda, udah mulai ada titik temu. Dengan adanya itu, pasti nanti global demand akan naik. Saya termasuk tidak yakin Indonesia akan terjadi resesi," ujarnya.
Dia menjelaskan dengan adanya omnibus law tersebut dapat mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi di tahun depan.
"Investasi ke Indonesia akan meningkat dengan adanya omnibus law, cipta lapangan kerja dan perpajakan itu," ujarnya.
Dengan investasi yang naik dan pengembangan sektor idustri berorientasi ekspor, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 5 persen dan jauh dari resesi.
"Apalagi sekarang gak ada tanda-tanda konsumsi melemah. Bahkan investasi melakukan reformasi-reformasi supaya regulasi kita jadi simpel dan sederhana," katanya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Indef
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengungkapkan pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 hanya akan tumbuh 4,8 persen saja, atau lebih rendah dibanding tahun ini yang ada di kisaran 5 persen.
"Kita melihat ada beberapa situasi, perlambatan ekonomi global masih akan terjadi," kata dia, dalam acara proyeksi ekonomi 2020 Kabinet Baru dan Ancaman Resesi, di JS Luwansa, Jakarta, Selasa (26/11).
Bahkan, kata dia, beberapa lembaga saat ini memprediksi penurunan ekonomi global secara keseluruhan.
"Beberapa lembaga yang biasanya optimistis di atas 3 persen, hampir semua di 2020 sepakat di bawah 3 persen," ujarnya.
Selain itu, kata dia, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 masih akan mendapat tantangan terutama dari sisi perdagangan, investasi dan konsumsi.
"Tren penurunan pertumbuhan ekonomi bahkan menuju resesi global. Perang Dagang AS-China yang masih minim kepastian, dan mengalirnya dana jangka pendek/hot money ke negara berkembang yang membuat perekonomian justru rentan," katanya.
Â
Advertisement