Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mengorbankan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) dan infrastrutur kelistrikan (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi‎/SUTET). Pasalnya, bersinggungan dengan lintasan moda transportasi masal tersebut sehingga harus dipindahkan.
Direktur Utama Wijaya Karya (Persero) Tumiyana mengatakan, ‎pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan normal. Saat ini kemajuannya‎ sudah mencapai 38 persen. Dia pun optimis proyek kereta cepat Jakarta-Bandung rampung sesuai jadwal pada 2021.
"Kereta cepat sekarang progress nya sudah 38 persen, saat ini sudah berjalan normal sesuai dengan progres bahwa kita akan menuju selesai pada tahun 2021 sesuai jadwal untuk operasionalnya," kata Tumiyana, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (28/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Tumiyana, saat ini pembebasan lahan yang akan digunakan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ‎sudah mencapai 99,4 persen. Proses tersebut termasuk pemindahan pipa BBM milik Pertamina.
"Pertamina sudah selesai pemindahan pipanya, cuma tiga Km dan itu sudah dialihkan jalur pipanya," ujar Tumiyana.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
SUTET
Selain pipa BBM, infrastruktur energi lain yang dipindahkan adalah transmisi kelistrikan SUTET. Pemindahan infrastruktur kelistrikan tersebut dilakukan secara bertahap mengingat banyaknya jumlah SUTET yang bersinggungan dengan jalur ‎kereta cepat Jakarta-Bandung.
‎"Pemindahan sambungan udara tegangan tinggi atau sutet itu dilakukan secara bertahap karena jumlahnya banyak," tuturnya.
Tumiyana menjamin, pemindahan SUTET untuk kereta cepat Jakarta-Bandung sudah direncanakan dengan matang. Dengan begitu, pemadaman listrik tidak terjadi ketika proses pemindahan sedang berlangsung.
"Dan itu kita menyediakan waktu jeda atau window time supaya tidak terjadi pemadaman, ketika sutet-sutet itu dipindahkan," tandasnya.
Advertisement