Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung meninjau proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Dalam peninjauan tersebut, Jokowi menyatakan pembangunan pelabuhan tahap pertama ditargetkan rampung pada Juni 2020 mendatang.
“Progresnya (proyek Pelabuhan Patimban) ini bagus dan kita harapkan tahapan pertama nanti akan kita selesaikan pada Juni 2020,” jelas Jokowi, mengutip dari keterangan pers, Jumat (29/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Nantinya pada 2027, Pelabuhan Patimban ditargetkan akan menjadi pelabuhan besar yang difungsikan untuk kegiatan ekspor industri otomotif Indonesia ke luar negeri.
“Kita ingin ini jadi sebuah hub besar untuk otomotif dan logsitik yang kita ekspor ke Australia, New Zealand dan negara-negara ASEAN, semua berangkat dari Patimban ini. Ini semua dalam rangka memperbaiki daya saing (competitiveness) kita,” ungkap Jokowi.
Proyek Pembangunan Pelabuhan Patimban secara keseluruhan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap 1 fase 1, akan diselesaikan pada bulan November 2020 dengan kapasitas kapasitas 218.000 kendaraan untuk terminal kendaraan dan 250.000 TEUs untuk terminal peti kemas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengembangan Tahap 1 Fase 2
Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan pada tahap 1 fase 2 yang ditargetkan pada tahun 2021 - 2023, dengan kapasitas optimum untuk kendaraan itu adalah 600.000 kendaraan dan kontainer sejumlah 3,75 juta TEUs.
Tahap 2 dan tahap 3 akan dilakukan pada 2024-2027 yaitu dilakukan pengembangan terminal peti kemas hingga mencapai kapasitas maksimal yaitu diatas 7 juta TEUs.
Total luas pelabuhan ini adalah 654 hektar dengan rincian 300 hektar untuk terminal peti kemas dan terminal kendaraan serta 354 hektar akan diperuntukkan back up area berisi area pergudangan, perkantoran, pengelolaan, dan area bisnis.
Diharapkan dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban secara keseluruhan, dapat mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas (ekspor-impor) kendaraan di Tanjung Priok di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi minyak dan gas.
Advertisement