Sukses

Masuk Bursa Pilpres AS, Ini Sepak Terjang Miliarder Michael Bloomberg

Masuk ke dunia politik sebenarnya bukan hal baru bagi Michael Bloomberg.

Liputan6.com, Jakarta Miliarder Michael Bloomberg menjadi berita utama berbagai media, terutama di Amerika Serikat (AS). Ini setelah dirinya memastikan ikut pada Pemilihan Presiden (Pilpres) AS di 2020. Menantang sang petahana Donald Trump.

"Sebagai seorang anak dan Pramuka, saya diajari untuk percaya pada janji dan potensi Amerika dan saya tidak pernah khawatir tentang masa depannya daripada saya hari ini," tulis Bloomberg di akun Instagram-nya ketika dia mengumumkan diri mencalonkan diri sebagai presiden.

Siapakah Michael Bloomberg?

Dia merupakan kelahiran 1942. Setelah lulus dari Johns Hopkins dan Harvard, ia menjadi mitra di bank investasi AS, Salomon Brothers. Namun kemudian dia harus menelan pil pahit kena pecat saat perusahaannya dibeli.

"Ketika saya berusia 39, saya diberhentikan," kata Bloomberg di posting Instagram lain. “Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Tapi saya punya ide untuk memulai perusahaan - jadi saya mengambil risiko,” jelas dia, seperti mengutip Yahoo Finance.

Perusahaan itu adalah perusahaan data keuangan Bloomberg LP, yang sangat sukses, mempekerjakan lebih dari 20.000 di 100 kantor di seluruh dunia. Kini dia memiliki kekayaan USD 56 miliar, di usia 77 tahun.

Masuk ke dunia politik sebenarnya bukan hal baru bagi Bloomberg. Dia telah mencelupkan kakinya ked dunia politik sebelumnya.

Bloomberg pernah menjadi Walikota New York City pada 2002. Sejak itu, ia terus-menerus menyatakan minat untuk ikut berlomba dalam pilpres. Dia adalah seorang Republikan yang liberal. 

Dia terpilih kembali sebagai walikota pada tahun 2005 dan pada tahun 2008. Dia turut berperan dalam mendorong undang-undang yang memungkinkan dirinya mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga sebagai walikota, mengamankan dirinya sendiri masa jabatan lain pada tahun 2009.

 

2 dari 2 halaman

Dermawan

Namun pada 2014, Bloomberg mengundurkan diri dari tugas politiknya untuk fokus pada filantropis. Dua tahun kemudian, ia sempat dikira akan mencalonkan diri dalam pilpres, tetapi malah memilih untuk mendukung Hilary Clinton.

Bloomberg merupakan seorang yang dermawan. Dia sudah memberikan sekitar USD 8 miliar untuk perubahan iklim dan keselamatan jalan, serta penyebab larangan merokok.

Bahkan, ketika Trump menarik diri dari Perjanjian Paris, Bloomberg menjanjikan USD 4,5 juta untuk membantu menutupi apa yang seharusnya menjadi komitmen keuangan AS untuk tujuan tahun ini. Dia juga berjanji untuk memberikan sejumlah besar kekayaannya untuk tujuan yang baik.

"Saya dengan antusias menerima Giving Pledge, dan hampir semua kekayaan bersih saya akan diberikan pada tahun-tahun mendatang atau diserahkan kepada yayasan saya," katanya.

 

Video Terkini