Sukses

Curhat Buwas, Bulog Punya Utang Rp 28 Triliun Akibat Penugasan Pemerintah

Kerugian akibat penugasan tersebut karena proses pencairan dana pembelian beras memakan waktu yang cukup lama yakni hingga 6 bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog saat ini tengah menanggung utang ke perbankan hingga Rp 28 triliun. Utang tersebut memiliki bunga berjalan setiap harinya.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan perusahaan plat merah yang digawanginya tersebut terus menderita kerugian karena harus melaksanakan penugasan pemerintah. Jika tidak ada penugasan tersebut, dia optimis Bulog akan selalu mengalami keuntungan.

"Sebetulnya Bulog tidak rugi. Untung kalau kita bicara komersial, tapi kalau bicara penugasan karena ada beban bunga kemudian dengan sistem yang ada, begitu menagih pembayaran ke pemerintah itu perjalannya rada lumayan," kata dia, dikantornya, Jakarta, Selasa (3/12).

Buwas menjelaskan, kerugian akibat penugasan tersebut karena proses pencairan dana pembelian beras memakan waktu yang cukup lama yakni hingga enam bulan. Sementara Bulog membeli beras secara langsung dengan menggunakan utang dengan bunga yang memiliki bunga berjalan.

Buwas mengeluhkan total utang yang telah mencapai Rp 28 triliun tersebut belum juga bisa terbayarkan karena pemerintah belum menetapkan secara jelas proses pencairan uang yang cepat dari adanya penugasan penyerapan beras petani dari pemerintah.

"Tidak serta merta segera terbayar. Dengan proses itu begitu, kita ajukan ke pemerintah, kapan dibayar kita enggak tahu, bisa enam bulan setahun cair. Nah selama belum turun ditanggung Bulog. ini yang jadi potensi kerugian Bulog," keluhnya.

Namun demikian dia menegaskan pihaknya telah mengajukan permintaan kepada pemerintah mengenai skema dan mekanisme pembayaran dana pembelian beras penugasan tersebut langsung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Sehingga, Bulog tidak lagi perlu mencari dana terlebih dahulu dari perbankan yang memiliki bunga berjalan.

"Saya sudah ajukan bila mana disetujui negara bahwa CBP itu memang menggunakan anggaran APBN atau dana pemerintah. Kalau kita beli CBP ya itu pakai uang negara berarti engga ada bunganya kan. Bulog yang rawat dan simpan nanti salurkan sesuai perintah negara," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Lapak Online Bulog Diklaim Bisa Singkirkan Mafia Pangan

Perum Bulog baru saja meluncurkan toko online yang menjual berbagai bahan pokok bernama PangananDotCom.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyatakan, supermall pangan ini bakal mempermudah masyarakat untuk mendapatkan beras dan bahan pokok bermutu tinggi lainnya berkat teknologi yang digunakan.

Namun yang lebih penting, penerapan teknologi ini secara menyeluruh diklaim bisa menutup celah para mafia pangan untuk melakukan aksinya.

"Ke depan kalau sudah ada di seluruh Indonesia, maka nggak ada lagi yang bisa permainkan pangan. Mereka akan mati dengan sendirinya karena nggak ada peluang," tutur Budi dalam paparannya di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Lebih lanjut, Budi menjamin masyarakat bisa mendapat kebutuhan pangan berkualitas dan akan menerima ganti rugi jika mendapat barang yang tidak sesuai lewat platform ini.

Saat ini memang masih banyak masyarakat yang belum bisa menikmati beras premium, terutama keluarga penerima manfaat.

Meski mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), keluarga penerima manfaat tetap kekurangan beras karena ulah mafia pangan.

"Sebanyak 30 persen beras hilang karena adanya mafia ini, ini sudah dibuktikan oleh Satgas Mafia Pangan dan Kepolisian," imbuhnya.

Oleh karenanya, lewat platform ini, Bulog juga bakal menggandeng BPNT agar distribusi beras transparan sehingga mafia pangan tidak punya kesempatan mencuri beras.

Nantinya, penyaluran BPNT lewat PangananDotCom akan dimulai Januari hingga Maret 2020 di Jabodetabek, April hingga November 2020 di Pulau Jawa, dan Desember 2020 di seluruh Indonesia. 

3 dari 3 halaman

Bulog Luncurkan Toko Online PangananDotcom

Perum Bulog resmi luncurkan toko online kebutuhan pangan, PangananDotcom. Supermall pangan ini diresmikan oleh Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas di Kantor Bulog DKI Divre Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Selasa (26/11/2019).

Budi menyatakan, hal ini merupakan bagian dari mensukseskan program kerja Presiden ihwal ketahanan pangan.

"Bulog merespons apa yang menjadi programnya Presiden kita, salah satunya ketahanan pangan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Ini membuktikan Bulog mampu mewujudkan ini, selama didukung dengan pengusaha yang punya mindset untuk merah putih," tuturnya.

Hadirnya toko resmi online ini merupakan kolaborasi dari Istoreisend E Logistic Indonesia, Shopee dan JNE.

Bulog berkomitmen menghadirkan beras berkualitas untuk masyarakat dengan turut meluncurkan 50 merek beras baru dengan berbagai macam kualitas seperti premium dan medium maupun beras khusus seperti beras merah, beras hitam, beras lokal daerah, dan beras organik.

Selain itu Bulog juga memperkenalkan beras fortifikasi yang dilengkapi dengan 8 kandungan nutrisi dan merupakan salah satu upaya Bulog untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat dan mengentaskan stunting.

"Selama ini stigma orang kepada Bulog itu berasnya beras jelek. Kita ingin menghapus stigma itu dengan turut menghadirkan beras premium di platform ini," imbuh Buwas.Â