Sukses

Wantiknas: Transformasi Digital Indonesia Belum Optimal

Adanya transformasi digital akan membantu kegiatan menjadi lebih efisien

Liputan6.com, Jakarta - Di era digital ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki peranan yang penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, di Indonesia penerapan TIK belum optimal.

Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Dr. Ing Ilham A. Habibie, perkembangan digital itu tidak terbatas. Dengan adanya digital, dapat membantu kehidupan dunia menjadi efisien, begitupun untuk Indonesia.

Dia memaparkan target yang bisa diraih oleh Indonesia dalam perkembangan digital, yakni menumbuhkan potensi dalam sumber daya manusia (SDM), memudahkan adanya Link and match, dalam mengubah konten secara dramatis mengenai penerapan pembelajaran di sekolah, dan di tingkat perguruan tinggi. Selain itu, bisa mendalami big data dan bisa berkolaborasi dengan stakeholder.

"TIK itu memiliki dampak yang besar bagi kehidupan," kata Ilham dalam acara Simposium Nasional dengan tema Transformasi Digital untuk Indonesia Maju Di Era 4.0 di Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Namun, di Indonesia terdapat beberapa kendala terkait perkembangan TIK di Indonesia, yakni belum meratanya infrastruktur dan minimnya kompetensi SDM, serta lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Maka dibutuhkan pengembangan SDM TIK yang unggul.

Pengembangan SDM itu dilakukan dengan melakukan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang TIK. Selanjutnya, standarisasi dan penyeragaman skema sertifikasi kompetensi yang mengacu pada Peta Okupasi TIK Nasional.

Agar seluruh intitusi di bidang pendidikan baik SMK dan Perguruan Tinggi, serta organisasi di dunia usaha memiliki acuan yang sama dalam pengembangan kapasitas talenta digital. Hal itu bertujuan untuk peningkatan daya saing bangsa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di ASEAN

Indonesia terpantau menjadi lokasi yang seksi bagi pertumbuhan ekonomi digital. Berdasarkan laporan Temasek, ekonomi digital Indonesia tahun ini mencetak USD 40 miliar atau Rp 556,6 triliun (USD 1 = Rp 14.166).

Angka pertumbuhan ekonomi digital merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara tahun ini, mengalahkan Thailand (USD 16 miliar), Singapura (USD 12 miliar), Vietnam (Rp 12 miliar), Malaysia (USD 11 miliar), dan Filipina (USD 7 miliar).

Pada tahun 2025, ekonomi digital Indonesia pun akan terus meroket hingga USD 133 miliar. Angka itu jauh di atas runner-up di ASEAN, yakni Thailand dengan ekonomi digital sebesar USD 50 miliar di tahun 2025.

"Kami melihat banyak potensi dalam ekonomi digital Indonesia. Populasi anak muda digital native yang sangat aktif menjadi faktor kunci dalam perkembangan ekonomi mereka," ujar Rohit Sipahimalani, Joint Head, Investment Group, Temasek di Google Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Pertumbuhan sektor ekonomi digital Indonesia ditopang oleh e-commerce yang dalam empat tahun tumbuh 12,3 kali lipat menjadi USD 21 miliar. Pada tahun 2025 pertumbuhannya bisa mencapai USD 82 miliar.