Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menterinya untuk membenahi manajemen pengelolaan cadangan beras. Jokowi mengingatkan jajarannya untuk mencari cara agar tidak ada penumpukan stok beras.
"Saya juga minta dibenahi manajamen pengelolaan cadangan beras pemerintah, penumpukan stok beras yang tidak tersalurkan harus jauh-jauh hari kita pikirkan dan kita putuskan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas mengenai pengelolaan cadangan beras pemerintah di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Menurut dia, penumpukan stok beras disamping meningkatkan biaya perawatan juga akan berpotensi menurunkan penumpukan beras yang ada. Untuk itu, Jokowi meminta agar dibuatkan regulasi serta terobasan baru agar persoalan penumpukan stok beras dapat terselesaikan.
Advertisement
Baca Juga
"Saya minta regulasinya dan segera diselesaikan dan dibereskan, dibuat pola-pola baru dan terobosan baru," ucap dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung soal produksi beras yang tidak merata di Indonesia. Dia menyebut beras bulog di daerah-daerah ada yang surplus dan defisit.
"Aspek ketersediaan menjadi hal yang penting, juga keterjangkauan terhadap pasokan juga penting. Saya melihat kuncinya efesiensi dan kehandalan dalam manajemen logistik," jelas Jokowi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bulog akan Lepas Stok Beras
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menjelaskan mengenai kebijakan disposal beras.
Dia mengungkapkan, Bulog telah melepas stok beras yang mutunya sudah mengalami penurunan sebanyak 20.000 ton. Pelepasan stok tersebut bukan berarti dimusnahkan atau dibuang.
Buwas menjelaskan, stok yang dilepaskan Bulogtersebut sudah melalui pemeriksaan laboratorium yang direkomendasi Badan Ketahanan Pangan Kementan dan BPOM.
“Meski demikian beras tersebut masih memiliki manfaat dengan melakukan pengolahan penukaran, penjualan di bawah HET (Harga Eceran Tertinggi) serta dihibahkan untuk bantuan kemanusiaan,” kata dia.
Advertisement