Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut perbuatan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (HIAA) dalam skandal Harley Davidson sudah sistemik.
"Kan ada yang bawa sepeda juga, terus ada proses sistematik di mana, pasti ini kejadian bukan individu saling mendukung. Mohon maaf, kalau dari aturan-aturan hukum itu, kalau berkolaborasi untuk berbuat kejahatan ya terkena (pidana) juga," kata Erick Thohir dikutip dari Antara, Senin (9/12/2019).
Erick Thohir memberhentikan empat anggota dewan direksi Garuda Indonesia yang terlibat dalam skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dalam penerbangan GA 9721 Airbus A330-900 Neo yang datang dari pabrik Airbus di Prancis pada 17 November 2019 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Advertisement
Empat direksi tersebut adalah Direktur Utama Ari Askhara, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, dan Direktur Human Capital Heri Akhyar.
Baca Juga
Artinya, hanya tersisa tiga direktur yang saat ini menjalankan roda di Garuda Indonesia yaitu Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal, Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, dan Direktur Niaga Pikri Ilham Kurniansyah.
"Kalau domain saya sebagai Menteri BUMN tentu mempunyai proses mengenai korporasi, dan antara perusahan Tbk (terbuka) dan tertutup sendiri beda prosesnya. Kita sekarang harus merekrut orang yang bagus, untuk membantu mengawasi dan mengelola 142 BUMN," tambah Erick Thohir.
Ia tidak hanya sekadar mencopot direksi tapi tetapi juga mencari figur-figur yang bagus untuk komisaris dan direksi.
"Sedangkan domain pidana kan bukan di saya, itu kan ada proses nanti dari laporan Bea Cukai ke kepolisian, nanti prosesnya seperti itu, jadi saya tidak bisa komentar yang apakah (direksi yang dicopot) ini akan jadi tersangka," ungkap Erick Thohir.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investigasi Komisaris
Erick sendiri mengakui proses di Garuda saat ini adalah melakukan rapat Dewan Komisaris yang bukan hanya memberhentikan dirut, tetapi juga beberapa direksi berdasarkan hasil investigasi komisaris.
Pada 6 Desember 2019, Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk sudah menetapkan Fuad sebagai pelaksana tugas direktur utama perseroan. Fuad merupakan direktur keuangan dan manajemen risiko.
"Setelah rapat itu, kita kontak Menteri Perhubungan untuk memastikan operasional Garuda tidak terganggu. Saya berharap kemarin, juga sempatkan hari Minggu (8/12) menelepon Plt Dirut Garuda untuk benar benar mempersiapkan operasional, apalagi ini sudah menuju banyak hari libur, jangan sampai nanti service-nya gara-gara isu ini jadi menurun," tambah Erick.
Â
Advertisement
Kembalikan Citra
Erick pun meminta agar Garuda dapat mengembalikan citranya kepada masyarakat.
"Garuda mesti berkembang. Masa kalah dengan penerbangan-penerbangan lain? Dan saya yakini juga dengan proses yang terjadi ini, kita harus kembalikan citra Garuda itu. Jadi jangan mikir memberhentikan, tapi bagaimana secara korporasi juga kembali baik," ungkap Erick.
Erick menjelaskan bahwa ia belum dapat menyebutkan kandidat Dirut Garuda pengganti Ari Askhara.
"Saya belum bisa komen soal dirut baru, karena kan baru terjadi kemarin. Proses seleksinya juga belum, mungkin baru minggu ini. Saya baru akan 'meeting' dengan direksi Garuda minggu ini," ungkap Erick.