Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 10 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas 10.830 Mega Watt (MW) akan dibangun di Kalimantan Utara. PLTA itu untuk memasok kebutuhan energi kawasan industri Kayan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, 10 unit PLTA dengan total kapasitas 10.830 MW dibangun oleh konsorsium Serawa‎k Energi, Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), dan China.
Advertisement
Baca Juga
"Kita akan mulai kontruksi 2-3 tahuh ke depan. Hampir 11 ribu MW hydro power di kalimantan kita punya," kata Luhut, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Listrik dari pembangkit energi bersih tersebut akan memasok kawasan industri di Tayan yang isinya terdapat fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Tarif listrik dari PLTA tersebut lebih murah sehingga dapat menarik investasi.
"Yang berkembang kita punya 10 titik PLTA di Kalimantan kita mau bikin industri di sekitar kaltara," ujarnya.‎
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Evakuasi dilakukan menyusul kian tingginya banjir akibat luapan Sungai Kampar akibat curah hujan dan dibukanya pintu Bendungan PLTA Koto Panjang.
Menarik Investasi
Menurut Luhut, dengan energi murah daya tarik investasi di Indonesia tidak akan tersaingi negara lain. Pasalnya, 35 persen biaya operasional dari smelter berasal dari listrik.
‎"Kalau energinya murah kayak Indonesia. Ya siapa yang mau lawan kita selama ini enggak tahu di bodoh-bodohin saja," tandasnya.
Advertisement