Sukses

Pengusaha Dukung Langkah Erick Thohir Sapu Bersih Bisnis Hotel BUMN

Sejauh ini, bisnis hotel di Indonesia pun sudah cukup sehat tanpa kehadiran hotel-hotel milik perusahaan plat merah.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mendukung langkah Menteri BUMN, Erick Thorir yang ingin menyapu bersih bisnis hotel milik BUMN. Sejauh ini, bisnis hotel di Indonesia pun sudah cukup sehat tanpa kehadiran hotel-hotel milik perusahaan plat merah.

"Gak masalah adanya ide itu Di perhotelan kompetisinya udah sempurna banget sih. Jadi enggak masalah mau dikonsolidasikan," ujar Hariyadi saat ditemui di kantor DJP Kemenkeu, Jakarta, Selasa (10/12).

Haryadi mengatakan hotel milik BUMN tidak begitu diperhatikan oleh induknya. Seperti halnya, hotel Patra Jasa milik PT Pertamina (Persero). Sehingga langkah konsolidsi beberapa hotel milik BUMN ini, dinilai sudah tepat.

"Patra Jasa itu kan anak perusahaan Pertamina. Dia (Pertamina) corenya bukan di situ. Jadi kadang-kadang kurang begitu dapat perhatian dari induknya," tuturnya.

Dia berharal konsolidasi hotel milik BUMN ini, juga akan membuat okupansi hotel akan membaik. "Pengelolaan hotel bagus, kan baik juga kan untuk meningkatkan kunjungan baik dari domestik dan internasional," jelas Hariyadi.

Sepeeti diketahui, sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki bisnis perhotelan di beberapa wilayah Indonesia. Hotel-hotel itu berbintang 3 sampai bintang 5. Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir heran dengan bisnis tersebut.

Mengetahui perusahaan BUMN memiliki bisnis perhotelan, Erick Thohir akan memperbaiki sistem bisnisnya agar kinerja bisa lebih baik lagi

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Erick Thohir Bakal Bongkar BUMN yang Rakus Bisnis

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan, Menteri BUMN Erick Thohir akan mengusut perusahaan milik negara yang meraup lahan kerja di luar lingkup bisnis intinya.

"Kami ingin buat semua BUMN kembali ke core business masing-masing. Itu tetap mekanisme bisnis," tegas Arya di Novotel Hotel Cikini, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Dia lantas memberikan contoh adanya 85 hotel yang dimiliki sejumlah perusahaan pelat merah. Namun, hotel-hotel tersebut tak semuanya menjadi bagian dari BUMN perhotelan, yakni PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau Inna Hotel Group.

Beberapa diantaranya dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) Tbk dan PT PANN Multi Finance. Perusahaan tersebut merambah bisnis perhotelan guna menambal kas pemasukan.

"PT PANN punya hotel besar di Bandung. Saya tanya, apakah itu menguntungkan? Mereka bilang iya pak, itu buat bantu kami bayar gaji-gaji (karyawan)," ungkap Arya.

Tak hanya perhotelan, Arya juga menyoroti aksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang membuka rumah sakit. Lalu juga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang mencomot bisnis di bidang logistik, dimana itu seharusnya dijalankan oleh PT Pos Indonesia (Persero).

"Ternyata logistik buka hanya punya PT Pos. Di BUMN perkebunan ada, Pelindo dan Garuda juga. Semua ada bisnis logistik," cibir dia.

Fakta tersebut dianggapnya jadi tantangan untuk bisa mengembalikan tiap BUMN untuk dapat bergelut di core business-nya masing-masing. "Ini tantangan kita ke depan," tandasnya.Â