Sukses

Menteri Erick Minta CSR BUMN Fokus Bantu Sektor Pendidikan

Saat ini penyaluran CSR dari ratusan BUMN sudah banyak, namun sebarannya tidak merata di semua sektor.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir meminta perusahaan BUMN untuk memfokuskan corporate socail responsibility (CSR) pada sektor pendidikan dan kelestarian lingkungan.

Dia mengungkapkan saat ini penyaluran CSR dari ratusan perusahaan BUMN memang sudah banyak. Namun sebarannya tidak merata di semua sektor.

“CSR BUMN besar sekali tapi kemana-mana, bahkan yang jadi masa depan kalian baru 1 persen yaitu kelestarian alam dan pendidikan yang baru 22 persen, akan kita tingkatkan,” kata dia, di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (14/12).

Padahal, kata dia tiap perusahaan punya alokasi dana CSR yang besar terutama perusahaan dengan revenua atau pendapatan yang tinggi.

Menurutnya, sektor pendidikan dan kelestarian lingkungan perlu menjadi perhatian sebab berkaitan dengan masa depan dan kelangsungan hidup.

Selain itu, penyaluran CSR oleh perusahaan saat ini dinilai masih berpusat di Pulau Jawa alias Jawa Sentris. Padahal menurutnya masyarakat di luar jawa lebih membutuhkan sentuhan bantuan dari perusahaan BUMN.

“Penyebaran wilayah masih terlalu jawa sentris. Kita harus kembali membangun Indonesia seutuhnya, bagaimana sodara-sodara kita nanti di NTT di Sulawesi? Punya gak mereka kesempatan yang sama dengan di Jawa? Harus punya,” ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Porsi CSR

Erick Thohir mengungkapkan ingin meningkatkan porsi CSR pendidikan hingga 30 persen, dan kelestarian lingkungan 5 persen.

“Boleh dong menteri yang baru fokus ke situ?" ujarnya.

Kendati demikian dia menegaskan bukan berarti kebijakan CSR yang saat ini salah jalan. Dia hanya ingin porsi CSR lebih banyak memberikan manfaat pada rakyat.

"Benar bahwa kita kontribusi besar untuk pembangunan bangsa Rp 467 triliun dari diveden dan pajak. Tapi mana kue yang besar? Ini yang mau sinergikan. Bukan salah dan benar menteri sebelumnya, tapi kita harus moving forward. Setiap pemimpin ada kelebihan dan kekurangannya," tutupnya.