Sukses

SKK Migas Jalankan Pusat Operasi Terpadu demi Kejar Produksi Migas 2023

Pengoperasian Integrated Operation Center (IOC) ini untuk menunjang pencapaian produksi minyak 1 juta barel per hari (bph)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengoperasikan pusat operasi terpadu atau Integrated Operation Center (IOC), untuk menunjang pencapaian produksi minyak 1 juta barel per hari (bph).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pencapaian produksi minyak 1 juta bph pada 2023 akan dilakukan melalui 4 strategi jangka panjang SKK Migas.

Salah satu kunci untuk dapat mencapainya adalah kemampuan untuk temuan cadangan besar (giant discovery) untuk peningkatan produksi migas di Indonesia. Guna mendukung upaya tersebut, maka pengolahan data dan akses data menjadi sangat penting.

"Langkah ini sejalan dengan arahan dari Menteri ESDM agar SKK Migas lebih meningkatkan pengawasan dan monitor, agar dapat senantiasa melakukan tindakan pencegahan serta dapat menemukan peluang peningkatan dimasa yang akan datang," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Sebagai salah satu bagian pelaksanaan transformasi SKK Migas untuk membangun organisasi as center of excellence dan digitalisasi, maka SKK Migas telah membangun IOC.

Adanya IOC ini diharapkan dapat melakukan monitor operasi pencarian minyak setiap saat, sehingga memudahkan SKK Migas mendapatkan akses data setara KKKS sebagai operator dalam pelaksanakaan pengelolaan kegiatan.

Menurut Dwi, keberadaan IOC akan meningkatkan akurasi data serta mendukung kebijakan program SKK Migas lainnya.

Dengan data-data yang ada di IOC akan menjadi bahan diskusi oleh para ahli geologist, geofisis dan resevoir engineer pada Cafe GGR sebagai ruang untuk melakukan sinergi dan kolaborasi dari para ahli tersebut dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi migas. Cafe GGR telah menyediakan data room yang dapat diakses oleh investor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Harapan Menteri ESDM

Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan oleh SKK Migas. Dia berharap SKK Migas dapat terus melakukan kolaborasi dan sinergi yang lebih baik dengan stakeholders, dan mendorong agar hal-hal yang belum tercapai dapat dicarikan langkah dengan melakukan kerja yang cerdas, cermat dan produktif.

"Pemerintah dan Kementerian ESDM akan selalu mendukung program-program SKK Migas untuk tujuan baik dan memberikan kemanfaatan bagi negara," tandasnya.

3 dari 3 halaman

SKK Migas Kumpulkan Pemangku Kepentingan Bahas Capaian Minyak 1 Juta Barel

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan gas bumi (SKK Migas) membahas peningkatan produksi migas dengan seluruh pemangku kepentingan, dalam forum Eksplorasi dan Produksi (EP).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, forum tersebut‎ membahas upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pengembalian biaya pencarian migas oleh negara (cost recovery) migas di Indonesia.

Upaya tersebut kemudian menjadi langkah awal dalam menyusun strategi eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian cost recovery untuk mencapai target 1 juta barel per hari (bph).

"Forum tersebut mempertemukan seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas untuk membahas isu utama kegiatan pencarian, eksploitasi, serta upaya peningkatan cadangan dan produksi nasional," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Dwi menyebutkan, ada lima aspek transformasi SKK Migas untuk mencapai target long-term plan produksi nasional 1 juta bph, yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Policy, Commercialization dan Digitalization.

Dalam Forum EP, SKK Migas bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi, serta ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company akan mendiskusikan serta melakukan tukar pikiran berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama jangka panjang produksi migas nasional.

Rencana jangka panjang produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019.

Ini tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini. Yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (maximizing existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR), dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara massif untuk mendapatkan giant discovery.

Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian.

Adapun transformasi status sumber daya menjadi cadangan sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf), yang memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi.

Kemudian implementasi kegiatan Enhance Oil Recovery (EOR) memerlukan terobosan agar kegiatan itu dapat dilakukan secara full-field.

Kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara masif agar penemuan-penemuan signifikan atau besar dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi 1 juta bph.

"Melalui kegiatan tersebut, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas diharapkan dapat sharing pengalaman dan memberikan masukan berbagai metode baru untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional," tandasnya.