Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2019 hampir berlalu dan berganti dengan 2020. Sepanjang 2019, Perum Bulog telah menjalankan berbagai penugasan dan telah menorehkan kinerja yang positif pada setiap aspek.
Dimulai dari aspek hulu, Perum Bulog telah menyerap hasil produski petani dalam negeri sepanjang tahun di seluruh pelosok Indonesia yang dilakukan atas kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
Pada aspek hilir Perum Bulog telah melakukan pemeratan stok pangan dan stabilisasi harga pangan hingga ke seluruh pelosok Indonesia melalui operasi pasar, bantuan sosial rastra, penyaluran korban bencana alam, progrm BPNT, serta dengan menjual komoditas pangan pokok murah berkualitas melalui berbagai saluran mitra Bulog.
Advertisement
Andil pangan pokok beras cukup memberikan pengaruh terhadap inflasi per Oktober 2019. BPS mecatat harga beras memberikan sumbangan pada inflasi Oktober sebesar 0,01 persen. Sementara harga bahan pangan secara keseluruhan mencatatkan deflasi sebesar 0,41 persen dengan andil sebesar 0,08 persen.
Baca Juga
Perum Bulog berhasil menstabilkan harga pangan pokok beras dengan rata-rata harga beras kualitas rendah Rp 9.242 per kg, kualitas medium Rp 9.434 per kg, dan premium Rp 9.659 per kg pada Oktober 2019.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, sesuai dengan penugasan pemerintah dan amanat UUD, Perum Bulog terus melakukan tugas-tugasnya demi mewujudkan kedaulatan pangan.
Dalam rangka menjalankan penugasan pengelolaan cadangan pangan beras pemerintah (CBP), sepanjang tahun 2019 Perum Bulog berhasil mengelola stok CBP hingga 2 juta ton lebih yang dapat dipergunakan untuk operasi pasar dan bencana alam.
"Adapun untuk penyaluran CBP telah tersalurkan sebesar 518.543 ton. Realisasi Penyaluran Bansos RASTRA 2019 capai 351.848 ton,"kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12/2019).
Dengan kapasitas gudang sebesar 4 juta ton, Perum Bulog telah melakukan pengadaan beras dengan total pengadaan DN 1.180.599 ton. Data pengadaan lainnya meliputi gula pasir 4.324 ton, jagung 837 ton, daging kerbau 7.748 ton, minyak goreng 1.568 kilo liter.
“Kami sadar, bahwa keberhasilan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras dan pangan pokok lainnya di seluruh daerah akan tercipta bila dilakukan secara bersama dengan dukungan seluruh pihak, serta dilakukan dengan perhitungan yang matang dari aspek hulu hingga hilir.” tegas Budi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Komersial
Tahun 2019 menjadi tahun pertarungan Perum Bulog untuk memperkuat sisi komersial dengan meluncurkan 50 produk beras baru, yang mana salah satu produk tersebut adalah Beras ber-Fortivikasi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral yang terdiri dari vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zink.
Beras ber-Fortivikasi ini adalah bentuk dukungan penuh Perum Bulog terhadap visi misi Presiden Jokowi untuk menciptakan SDM unggul melalui strategi percepatan pencegahan stunting (anak kerdil) dan program percepatan perbaikan gizi masyarakat.
Kemajuan teknologi digital menjadi daya saing yang sangat kompetitif dalam persaingan usaha, maka dari itu Perum Bulog telah melakukan digitalisasi pada setiap proses komersialnya dengan mendirikan e-commerce pangan terbesar di Indonesia yaitu panganandotcom yang berkerjasama dengan shopee dan i-store-i-send.
Selain itu semua produk Perum Bulog kini dapat dengan mudah didapat melaui e-commerce lain seperti Tokopedia, Blanja.com, Ralalai, dan lainnya.
“Kemajuan teknologi digital harus dimanfaatkan sebagai oppurtunity yang bisa memberikan nilai tambah bagi konsumen kita, dengan adanya Panganandotcom, konsumen dapat membeli produk Perum Bulog yang berkualitas dan harga terjangkau dan barang langsung diantar sampai rumah.” tambah Budi.
Advertisement
Keuangan
Mantan Kepala BNN itu menyatakan, Perum Bulog juga memperoleh sejumlah PMN senilai Rp 2 triliun untuk mendukung penguatan komersial seperti pembangunan CAS (Control Atmosphere Storage), gudang modern kedelai, dan gudang modern beras. Ditahun depan rencananya akan dilakukan pembangunan CDC (Corn Drying Center), serta MRMP (Modern Rice Milling Plan).
“Namun demikian, sesungguhnya Perum Bulog membutuhkan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dari para Regulator, berupa regulasi yang jelas dan didukung sistem penganggaran yang jelas serta mudah dilaksanakan sejak dari HULU sebagai bentuk keberpihakan kepada petani dan juga sisi hilir sebagai bentuk keberpihakan kepada masyarakat sebagai konsumen,” tutur Budi Waseso.