Sukses

50 Persen Produksi Gas Blok Masela Sudah Miliki Calon Pembeli

Jumlah gas yang diminati investor mencapai 50 persen dari kapasitas produksi gas Blok Masela sebesar 9,5 MTPA.

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mendapatkan calon pembeli gas Blok Masela. Saat ini penjajakan sedang dilakukan untuk mematangkan Perjanjian Jual Beli Gas (BJBG).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, jumlah gas yang diminati investor mencapai 50 persen dari kapasitas produksi gas Blok Masela sebesar 9,5 MTPA.

"Sekarang barang kali at least 40-50 persen sudah ada yang berkomitmen," kata Dwi, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Pihak yang sudah menyampaikan minat membeli gas Blok Masela dalam bentuk gas alam cair (Liquified Natural Gas/LLNG) adalah PLN sebesar 2 hingga juta ton per tahun. Proses pembelian masih menunggu Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), kemudian LNG Tokyo‎.

Sedangkan pembeli gas melalui pipa adalah industri petrokimia yang akan dibangun berdekatan dengan proyek Masela. ‎"Kebanyakan domestik, tapi luar dari LNG Japan," tutur dia.

Menurut Dwi, ‎SKK Migas masih melakukan penawaran gas Blok Masela. Untuk harga, belum menjadi pembicaraan sebab masih mempertimbangkan kondisi harga gas di pasar global.

"Memang yang jadi masalah bahwa belakangan ini supply gas dunia berlebih, cukup banyak, jadi ini yang jadi tantangan, jadi kita belum berbicara harga, tapi bicara masalah volume karena memang harga nanti market," tandasnya.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Produksi Gas RI Diprediksi Melompat Dua Kali Lipat di 2030

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan, produksi gas Indonesia akan ‎meningkat dua kali lipat pada 2030. Kenaikan seiring berproduksinya proyek hulu migas di dalam negeri.

Kepala SKK Migas mengatakan, pemerintah akan terus berupaya‎ mengembalikan masa kejayaan produksi migas, dengan menggalakkan kegiatan pencarian migas untuk meningkatkan produksi migas nasional.

"Saya kira sekarang komitmen pemerintah lewat SKK Migas untuk mengembalikan kejayaan atau keemasan oil and gas di Indonesia," kata Dwi, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Menurut Dwi, selain meningkatkan produksi minyak kembali ke level 1 juta berel per hari, SKK Migas juga merencanakan peningkatan produksi gas dari realisasi saat ini 6 miliar kaki kubik per hari menjadi 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030.

‎"Kami bikin motonya 1 juta barel oil per days. Di samping itu adalah produksi gas dalam negeri yang akan meningkat 6 ribu MMSCFD jadi 12 ribu MMSCFD di 2030," ‎ papar Dwi.

Tambahan produksi gas tersebut berasal dari lapangan gas yang saat ini sedang digarap‎, Dwi menyebutkan sejumlah proyek tersebut adalah Tangguh Train 3 berproduksi pada 2021, Jambaran Tiung Biru.

Kemudian Indonesian Deep Water Development (IDD) berproduksi pada 2025 dan Blok Masela pada 2027. "Ini diharapkan bisa men-support kebutuhan energi kita," katanya.‎