Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 10 hingga 12 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, ada beberapa faktor pendorong yang membuat kredit diprediksi tumbuh tahun depan.
"Kondisi global yang membaik, perbaikan ekspor, perbaikan investasi dan kebijakan BI yang akomodatif mendorong pertumbuhan kredit sekaligus pertumbuhan ekonomi," ujarnya dalam paparan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di gedung BI, Kamis (19/12/2019).
Sementara, pada akhir tahun ini, pertumbuhan kredit diproyeksi akan menyentuh angka 8 persen. Ini ditopang dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8 persen.
Advertisement
Perry melanjutkan, pertumbuhan kredit 8 persen pada tahun ini menunjukkan siklus keuangan Indonesia masih di bawah optimal.
"Permintaan kredit belum kuat, meski dari sisi supply, likuiditas atau kapasitas perbankan sudah ada perbaikan," ujar Perry.
Kedepan, perbankan diprediksi lebih siap dalam menyalurkan kredit sehingga permintaan kredit akan meningkat pula.
BI Catat Kredit Bermasalah Perbankan di Oktober 2019 Naik
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan rasio kredit bermasalah (NPL) mengalami peningkatan di saat penyaluran kredit melambat.
Sesuai dengan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Desember 2019, NPL pada Oktober meningkat jadi 2,73 persen (gross) dan 1,25 persen (nett).
"NPL memang secara gross dan nett kami pandang masih rendah, ternyata grossnya ini sedikit meningkat tapi nettnya tetap rendah," ujar Perry di Gedung BI, Kamis (19/12/2019).
Baca Juga
Perry melanjutnya, meningkatkan NPL gross disebabkan dengan kondisi perusahaan yang masih belum mau melakukan ekspansi.
"Tapi, dengan NPL nett yang masih rendah, dipastikan perbankan membentuk cadangan yang cukup untuk resiko NPL ini," imbuh Perry.
Sebagai informasi, NPL pada Oktober 2019 meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,66 persen (gross) atau 1,18 persen (net). NPL pada Oktober 2019 juga merupakan posisi tertinggi sepanjang 2019.
Sementara, BI mencatat penyaluran kredit juga tumbuh melambat pada Oktober 2019, yakni hanya 6,53 persen. Sebelumnya, pertumbuhan kredit berada di angka 7,89 persen.
Â
Advertisement