Sukses

150 UMKM Binaan BRI Unjuk Gigi di Depan Pembeli dari Mancanegara

BRI telah menyalurkan pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 701 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT BRI (Persero) Tbk resmi menggelar “UMKM Export BRILian Preneur 2019”. Acara ini diselenggarakan selama tiga hari, yakni pada tanggal 20-22 Desember 2019 di Assembly Hall JCC, Jakarta. Gelaran ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat ini.

Direktur utama BRI Sunarso mengatakan, BRI telah menyalurkan pembiayaan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 701 triliun. Pembiayaan tersebut disalurkan kepada 5,5 juta nasabah. Dari total tersebut, terdapat 1,2 juta nasabah yang naik kelas.

"Kami membina melalui inkubator bisnis agar UMKM naik kelas. Kami juga aktif dalam membangun kemitraan dengan para UMKM tersebut," kata Sunarso.

Kegiatan yang diadakan selama tiga hari ini mencakup coaching clinic. Salah satu tema dalam coaching clinic tersebut adalah bagaimana untuk mendapatkan sertifikasi produk halal.

Selain itu juga diadakan talkshow dan business matching.

"Gelaran akbar ini diikuti oleh tak kurang 150 UMKM binaan BRI dan Rumah Kreatif BUMN (RKB) serta puluhan pembeli potensial dari mancanegara, seperti dari Amerika Selatan, Eropa, Asia, dan Australia," jelasnya.

Sunarso mengungkapkan, tujuan acara ini bukan hanya UMKM naik kelas tapi juga meningkatkan daya saing secara global dan membuka peluang ekspor.

"Kami berharap BRI makin bisa memfasilitasi UMKM berkelanjutan dengan meningkatkan penyempurnaan," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pesan Jokowi

Begitu pun yang diungkapkan Presiden Jokowi. Ia mengaku senang dan bangga dengan diadakan acara untuk UMKM ini. Hal tersebut bisa mendorong berkembangnya UMKM.

"Kita tahu kalau pasar domestik kita besar, saya tidak mau dibanjiri oleh produk impor. Memang tidak mudah, kita tidak bisa menutup diri," kata Jokowi.

Menurutnya cara agar mampu bersaing dengan produk global, dari berbagai sisi seperti meningkatkan produk kemasan, harga, kualitas, kita harus menang.

Meskipun kontribusi dalam ekpor masih di Indoneaia masih didominasi oleh usaha besar.

"Saya optimis ekspor usaha besar meskipun angkanya 85,6 persen, gak apa-apa artinya 14 persen itu oleh kontribusi UMKM, tapi melihat projek-projek yang dipamerkan saya optimis,"

Menurutnya bagian-bagian tersebut akan membanjiri pasar-pasar ekspor.

"Kalau kita konsolidasikan dengan baik. Sehingga betul-betul kita mampu bersaing dengan negara lain," pungkasnya.