Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk Sunarso menargetkan volume bisnis Rp 150 miliar pada hari pertama penyelenggaraan "UMKM Export BRILian Preneur 2019". Ia berharap, volume tersebut terus mengalami peningkatan pada hari selanjutnya.
"Ini sebenarnya adalah wujud dari pada spirit BRI untuk secara konsisten, komitmen untuk selalu menumbuh kembangkan dan memberdayakan umkm, maka kegiatan kali ini juga dalam rangka ulang tahun BRI yang ke-124," kata Sunarso, di Assembly Hall JCC, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Ia pun menjelaskan tujuan kegiatan tersebut, yakni untuk mempertemukan pelaku-pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pembeli dari luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
"Tujuannya adalah agar UMKM kita tidak hanya sekedar naik kelas, tapi juga mampu bersaing dipasaran global melalui aktivitas ekspor," jelasnya.
Selain itu, Sunarso juga mengatakan dua aktivitas yang diutamakan dalam kegiatan ini, yakni yang pertama adalah coaching clinic. Ia menjelaskan tujuan dari coaching clinic, agar pelaku UMKM tahu bagaimana cara untuk melakukan ekspor sesuai dengan prosedur, kriteria, dan standar-standar produk yang akan diekspor.
Lalu yang kedua adalah coaching clinic untuk mendapatkan lisensi makanan dan minuman halal, terutama untuk UMKM yang akan melakukan ekspor makanan dan minuman, yang diekspor ke negara-negara muslim.
Kemudian, business matching. BRI berperan sebagai fasilitator yang menyediakan delapan ruangan untuk mempertemukan calon pembeli dengan pelaku UMKM, agar kedua belah pihak bisa melakukan bisnis.
"Fasilitatornya ya kita pertemukan pembeli, kalau mereka butuh apa atau bisa dipenuhi ga oleh pelaku UMKM-nya, kemudian kalau ingin melakukan transaksi, transaksinya BRI bisa memberikan arahan disitu," jelasnya.
Â
Mendorong Impor
Sunarso menjelaskan, inti dari kegiatan ini untuk mendorong UMKM di Indonesia supaya produknya bisa diekspor.
Aktifnya aktivitas ekspor yang dilakukan UMKM, maka akan mendorong produksi menjadi lebih banyak, dengan begitu akan mendorong dibutuhkannya tenaga kerja yang banyak pula.
"Kita arahkan supaya kita bisa membantu menciptakan lapangan kerja, karena tugas kita semua adalah mensejahterakan rakyat, dan cara terbaik mensejahterakan rakyat adalah dengan memberikan pekerjaan, sehingga kita memperluas kemampuan untuk mensejahterakan rakyat," ujarnya.
Meski pun dilihat dari data ekspor, masih didominasi oleh perusahaan besar yakni 84 persen, maka masih membuka peluang untuk UMKM melakukan ekspor sebesar 16 persen.
"Tantangannya adalah bagaimana memperbesar porsi UMKM itu, karena apabila dikerjakan UMKM maka itu secara langsung meningkatkan penyerapan tenaga kerja," kata dia.
Menurutnya yang terpenting adalah membimbing dan mendampingi UMKM agar produk-produknya memenuhi standar ekspor dan ia berharap target ekspor bisa meningkat setiap tahunnya.
Advertisement