Liputan6.com, Jakarta - Indikator positif hadir dari ekonomi AS ditengah kondisi politik negara tersebut yang tengah gonjang-ganjing. Hal ini menahan laju reli harga emas yang dianggap sebagai investasi yang aman untuk saat ini.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (21/12/2019), harga emas di pasar spot masih berada di level USD 1,477.40 per ounce, masih berada di jalur untuk kenaikan mingguan. Emas berjangka AS turun 0,2 persen ke USD 1,480,90 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
“Ada kekhawatiran bahwa stok sangat panas saat ini. Dan ada investor yang membeli emas sebagai penyokong jika hal itu berubah," tambah Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Pasar saham dunia menyentuh rekor tertinggi, sementara dolar AS ditetapkan untuk minggu terbaik dalam enam melawan sejumlah mata uang.
Keuntungan dalam selisih harga emas terbatas setelah data menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS naik pada kuartal ketiga di tengah tanda-tanda ekonomi yang bergejolak.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sentimen Bank Sentral AS
Data ekonomi yang positif baru-baru ini dan optimisme seputar perang perdagangan AS-Tiongkok telah memicu harapan bahwa Federal Reserve AS tidak akan menurunkan suku bunga lagi dalam waktu dekat.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Amerika Serikat dan China akan menandatangani apa yang disebut pakta perdagangan Tahap 1 pada awal Januari.
Safe-haven sejauh ini telah naik lebih dari 15 persen pada tahun ini di tengah kekhawatiran resesi global, karena perang dagang 17 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia.
"Pedagang dan investor mengalihkan perhatian mereka ke liburan mendatang, termasuk mengkuadratkan buku mereka, sehingga minat dan volume perdagangan cenderung berkurang dalam beberapa minggu ke depan," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatannya.
Advertisement