Sukses

Salahkan Saja Masa Lalu, SBY Angkat Bicara soal Carut Marut Jiwasraya

SBY diketahui menerima tamu yang menyinggung soal kasus Jiwasraya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal masalah yang terjadi di Asuransi Jiwasraya. Respons tersebut diungkapkan oleh Staf Pribadi SBY, Ossy Dermawan.

Saat dikofirmasi, Ossy membenarkan soal postingan twitter tentang Jiwasraya. "Siap benar," jelas dia.

Melalui akun Twitter @OssyDermawan, Ossy mengungkapkan jika pada Kamis (26/12/2019) kemarin, SBY menerima tamu yang menyinggung soal kasus Jiwasraya.

Menurut tamu tersebut, kasus Jiwasraya akan ditarik ke 2006, saat SBY menjabat Presiden RI. "Kamis 26-12-2019, SBY menerima sejumlah tamu. Ada yg menyampaikan bahwa sepertinya kasus Jiwasraya mau ditarik mundur ke th 2006," dikutip dari cuitan Ossy Dermawan, Jumat (27/12/2019).

Menurut Ossy, jika tidak ada pihak yang bersedia bertanggung jawab atas masalah yang menimpa Jiwasraya, maka tidak masalah jika masa lalu yang disalahkan.

"Dengan tenang SBY menjawab: Kalau di negeri ini tak satupun yg mau bertgg jwb ttg kasus Jiwasraya, ya.. salahkan saja masa lalu. (lanjut)," kata dia.

Namun demikian, lanjut Ossy, sebenarnya krisi besar yang dialami oleh Jiwasraya baru terjadi dalam 2 tahun terakhir.

"Yg rakyat ketahui, krisis besar Jiwasraya terjd 2 th terakhir, 2018-2019. Jika ini pun tak ada yg bertgg jwb, ya sudah, salahkan saja th 2006. Para pejabat th 2006 jg msh ada, mulai dr saya, Wapres JK, Menkeu SMI, Men BUMN dll. Tapi, tak perlu mereka hrs disalahkan. (lanjut)," jelas dia.

"Saya juga dapat informasi; katanya skrg banyak BUMN (termasuk sejumlah bank) yg bermasalah. Mulai dr keuangan yg tak sehat, utang yg sangat besar sampai dengan dugaan penyimpangan (melanggar aturan). Kalau begini, jangan-jangan saya lagi yg disalahkan. Begitu respons SBY," tutup Ossy.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Demi Bertahan Hidup, Jiwasraya Bakal Jual Saham Undervalue

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga membeberkan opsi langkah memulihkan kondisi keuangan perusahaan asuransi, Jiwasraya, yang saat ini sedang bermasalah.

Opsi tersebut, antara lain dengan melepas saham undervalue yang dimiliki perusahaan. Ini adalah opsi pemulihan alternatif setelah pembentukan holding BUMN asuransi yang akan rampung kuartal I-II tahun 2020.

"Kita akan melakukan penjualan aset finansial, saham undervalue, itu diharapkan bisa Rp 5 triliun ke atas," ujar Arya di Kementerian BUMN, Kamis (26/12/2019).

Arya menyatakan, nilainya mungkin saja bisa lebih dari itu. Harapannya saham undervalue Jiwasraya akan bernilai Rp 5,6 triliun bahkan Rp 6 triliun.

Nantinya, kata dia, yang akan menjadi fokus restrukturisasi ialah pembayaran klaim nasabah.

"Nasabah kan (nanti) dibayar, belum sama bunganya dulu, yang penting penyelamatan dulu. Saya nggak mau ngomong total utang pokoknya," ujar Arya.

Di sisi lain, Arya juga sempat menyinggung bahwa Jiwasraya melakukan make up laporan keuangan demi menjadi sponsor klub bola asal Inggris, Manchester City.

"Kita lihat posisi (laporan keuangan) 2014, posisi Jiwasraya jelek, dia masih membackup dirinya sebagai sponsor klub Manchester City. Dikira bisa bayar pakai uang nasabah," tuturnya. 

3 dari 3 halaman

Kementerian BUMN: Sudah Jelek Jiwasraya Masih Nekat Sponsori Manchester City

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan keheranan saat mengetahui jika perusahaan asuransi Jiwasraya nekat mengubah laporan keuangan demi menjadi sponsor salah satu klub sepakbola, Manchester City.

Padahal, menurut Arya, kinerja Jiwasraya sudah "jelek" dan harusnya tidak melakukan hal demikian. "Kalau kita lihat posisi (laporan keuangan) 2014 posisi Jiwasraya jelek. Dia masih bisa backup dirinya jadi sponsor klub Manchester City," ujar Arya di Kementerian BUMN, Kamis (26/12/2019).

Dia juga mempertanyakan langkah perusahaan yang seharusnya pembayaran klaim nasabah menggunakan hasil investasi, bukan dari premi-premi nasabah yang baru. "Itu namanya gali lubang tutup lubang," imbuhnya.

Arya melanjutkan, agar operasional Jiwasraya bisa terselamatkan, maka jalan keluarnya adalah membentuk holding BUMN asuransi yang sedang diproses dan ditargetkan selesai pada kuartal 1 atau 2 tahun depan.

Kemudian, alternatif lainnya adalah menjual aset keuangan perusahaan terutama saham dengan nilai undervalue.

"Kita akan jual aset saham undervalue, itu nilainya bisa Rp 5 triliun ke atas. Kita harapkan Rp 5,6 triliun atau hampir Rp 6 triliun," ujarnya.Â