Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kini telah mampu menciptakan pesawat tanpa awak atau lebih sering disebut drone yang canggih dan mampu beroperasi selama 24 jam non stop.
Drone yang dinamakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) atau PUNA MALE ini pembuatannya melibatkan TNI, Ditjen Pothan Kemhan, BPPT, ITB, PT Dirgantara Indonesia (Persero) da PT Len Industri (Persero).
Advertisement
Baca Juga
Diciptakannya drone ini untuk mengatisipasi berbagai ancaman mulai dari ancaman daerah perbatasan, terorisme, penyelundupan, pembajakan, serta pencurian sumber daya alam seperti illegal logging dan illegal fishing.
Lalu apa kehebatan drone buatan anak bangsa ini?
Dikutip Liputan6.com dari data PT DI, Selasa (31/12/2019), drone ini mampu beroperasi dengan radius hingga 250 km. Selain itu, PUNA MALE ini memiliki ketinggian jelajah rata-rata 3.000-5.000 meter dengan maksimal jelajah di 7.200 meter.
Tidak hanya itu, spesifikasi lain dari drone ini adalah memiliki kecepatan jelajah maksimal 250 km/jam, kemampuan take off dengan panjang landasan 700 meter dan bisa landing dengan landasan 500 meter.
Tanki Bahan Bakar Kapsitas 420 liter
Sementara untuk beban maksimal take off dan landing yaitu 1.300 kg dan memiliki tanki bahan bakar mencapai 420 liter. Pesawat tanpa awak ini diproduksi dengan memiliki panjang 8,6 meter, tinggi 2,6 meter da panjang sayap 12 meter.
“Semoga seluruh tahapan pekerjaan dalam proses pengembangan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) MALE ini dapat berjalan dengan lancar, sebagaimana yang direncanakan dan kemudian dapat dioptimalkan fungsinya untuk kebutuhan Surveillance dan Target Acquisition yang dapat dipersenjatai, dengan Maximum Endurance 30 (tiga puluh) jam dalam perhitungan Maximum Cruising Speed 235 km/jam,” ujar Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro.
Saat ini, drone ini memang masih berupa prtotype. Pada tahun 2020 akan dibuat 2 (dua) unit prototype berikutnya, masing-masing untuk tujuan uji terbang dan uji kekuatan struktur di BPPT.
Di tahun yang sama, proses sertifikasi produk militer juga akan dimulai dan diharapkan pada akhir tahun 2021 sudah mendapatkan sertifikat tipe dari Pusat Kelaikan Kementerian Pertahanan RI (IMAA).
Advertisement
Sistem Persenjataan
Kegiatan mengintegrasikan sistem senjata pada prototype PUNA MALE dilakukan mulai tahun 2020 dan diproyeksikan sudah mendapatkan sertifikasi tipe produk militer pada tahun 2023.
Diharapkan dengan kemandirian ini, maka PUNA MALE buatan Indonesia dapat mengisi kebutuhan squadron TNI AU untuk dapat mengawasi wilayah NKRI melalui wahana udara.
Selain itu kegiatan dapat menumbuhkambangkan industri dalam negeri yang sesuai dengan mandat Undang-Undang No.16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement