Liputan6.com, Jakarta - Sudah empat hari Nabrih menggelar lapak terompet di Pasar Asemka, Jakarta Barat. Seribu terompet dari kertas dia boyong dari Cikarang Sabtu lalu.
"Kemarin bawa seribu dari Cikarang," kata Nabrih saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (31/12).
Terompet yang dijual Nabrih terbuat dari kertas bekas yang dilapisi kertas warna. Warna terompet didominasi warna kuning emas. Selain warna yang mengkilap untuk menarik perhatian, terompet yang dijual memiliki beberapa hiasan.
Advertisement
Nabrih membeli ragam jenis terompet klasik ini dari agen di Cikarang. Ada beragam model yang dijual. Mulai dari terompet bentuk panjang hingga terompet berbentuk naga. Ukurannya pun beragam. Mulai dari 30 cm sampai 50 cm.
Baca Juga
Menggunakan bambu yang disusun sedemikian rupa, Nabrih memajang dagangannya di pinggir jalan. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 25.000. Tak hanya terompet, dia juga menjual topi kerucut warna senada yang dibandrol Rp 5000.
Dari 1000 terompet dan topi yang dibawa, hari ini tinggal menyisakan kurang dari 100 buah. Sebab banyak pelanggan yang memborong lantaran harganya murah.
"Yang borong paling sedikit 50 buah jadi Rp 250 ribu," tuturnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Omzet
Disinggung soal omzet yang didapat, Nabrih hanya tertawa. Dia enggan membeberkan keuntungan dari dagangannya. "Alhamdulillah udah dapat untung," ucapnya malu-malu.
Lantaran tinggal sedikit, Nabrih terlihat lebih santai dari pedagang terompet lainnya. Dia hanya duduk di dekat barang pohon sambil menunggu pembeli.
Rencananya, sore nanti dia akan kembali ke Cikarang. Dia optimis sebelum sore dagangannya laris dan bisa pulang menikmati malam pergantian tahun bersama keluarga di rumah.
"Saya enggak jual sampai malam, nanti sore juga saya balik," tutup Nabrih.
Advertisement