Sukses

Indonesia Punya Banyak SDA di Sektor Migas dan Pertambangan, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM berkomitmen mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia, untuk memberikan nilai tambah kepada perkonomian masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen mengelola Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia, untuk memberikan nilai tambah kepada perkonomian masyarakat. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, komitmen tersebut menjadi misi dalam memimpin Kementerian ESDM selama lima tahun mendatang.

"Kementerian ESDM memiliki misi bagaimana melaksanakan tugas kita untuk bisa memberikan nilai tambah terhadap sumber daya alam yang kita miliki. Inilah yang harus menjadi tujuan kita bersama," kata Arifin, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Sabtu (4/1/2020).

Menurut Arifin, melalui peningkatan nilai tambah Kementerian ESDM akan berkontribusi dalam peningkatan devisa negara sehingga mampu menopang laju pertumbuhan ekonomi.

"Devisa akan meningkat dan akan menujang program-program pertumbuhan ekonomi. Kita bisa membangun infrastruktur dengan baik melalui modal itu sesuai arahan Presiden," ungkapnya.

Arifin pun tak menampik kondisi selama ini dimana SDA lebih banyak dimanfaatkan sebatas komoditas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Padahal kondisi tersebut tak mampu berperan besar dalam melanjutkan tranformasi pembangunan seperti yang diamanatkan Presiden Joko Widodo.

"Negara kita ini sangat banyak memiliki sumber daya alam, mineral dan energi. Saya tak bilang kaya. Semuanya belum terkelola dengan baik. Belum memberikan nilai tambah yang optimal bagi kita semua. Kita lebih memanfaatkan untuk PNBP," jelas Arifin.

Saat ditunjuk oleh Presiden, Arifin mengaku pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi menjadi fokus utama. "Saya ingin melakukan penyegaran-penyegaran di sektor ini," tutur Arifin.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Potensi SDA

Adapun potensi SDA yang dimiliki Indonesia adalah subsektor migas, cadangan minyak Indonesia yang tercatat saat ini 3,8 miliar barel. Lalu, dari sisa cekungan yang belum dieksplorasi yakni sebanyak 74 cekungan menyimpan potensi minyak 7,5 miliar barel.

Selain minyak, Indonesia tercatat memiliki cadangan gas sebanyak 135,55 trillion standard cubic feet (TSCF). Cadangan gas tersebut tersebar di beberapa lokasi dengan pembagian P1 atau terbukti 99,06 TSCF, P2 atau cadangan potensi sebesar 21,26 TSCF dan P3 (cadangan harapan) sebanyak 18,23 TSCF.

Dalam subsektor Energi Baru Terbarukan (EBT), Indonesia memiliki potensi panas bumi 11 Giga Watt (GW), angin 60,6 GW, bioenergi 32,6 GW, air dan mikrohidro 94,3 GW, surya 207,8 GWp dan laut 17,9 GW. Total, Indonesia memiliki 442 GW potensi EBT dan baru diutilisasi sebesar 2,1 per atau 9 GW.

Di subsektor minerba, cadangan batu bara terbukti kini menyentuh 39,89 miliar ton. Sementara cadangan komoditas tembaga sebesar 2,76 miliar ton. Jumlah tersebut sama dengan cadangan produksi bijih selama 39 tahun.

Sedangkan cadangan komoditas nikel sebanyak 3,57 miliar ton dengan produksi tambang per tahun 17 juta ton bijih. Umur cadangan berdasarkan produksi bijih 184 tahun.

Selanjutnya, untuk logam besi cadangannya sebanyak 3 miliar ton dengan produksi bijih besi dan pasir besi 3,9 juta ton per tahun, dan konsentrat besi 3,1 juta on. Umur cadangan berdasarkan produksi bijih 769 tahun.

Lalu cadangan tembaga 2,76 miliar ton dengan umur cadangan 39 tahun. Nikel cadangannya 3,57 miliar ton dengan umur cadangan 184 tahun.

Kemudian, bauksit cadangan 2,4 miliar ton dengan umur cadangan 422 tahun, emas cadangannya 1.132 Au dengan umur 28 tahun. Sementara perak cadangan 171.499 ton Ag dengan umur cadangan 1.143 tahun. Serta timah cadangan 1,5 juta ton Sn, umur cadangan 21 tahun.    

Â