Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pasar tengah gelisah menunggu aksi yang akan dilakukan oleh dua negara yaitu Amerika Serikat (AS) dan Iran. Ketegangan antara kedua negara tersebut terus meningkat dan akan berpengaruh kepada harga emas.
Mengutip Kitco, Senin (6/1/2020), jika ketegangan antara kedua negara terus meninggi maka harga emas akan melonjak. Emas dijadikan sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven jika sedang terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik.
Advertisement
Baca Juga
Namun memang jika ketegangan kedua negara tersebut mereda maka akan ada potensi ambil untuk di logam mulia. Harga emas akan mengalami tekanan karena aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar.
Untuk diketahui, dunia telah menjadi tempat yang semakin berbahaya, setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembunuhan dengan target seorang jenderal senior Iran. Demikian peringatan negara-negara berpengaruh dunia seraya mendesak semua pihak agar menahan diri.
China, Rusia dan Prancis, semuanya anggota tetap Dewan Keamanan PBB, bersikap menentang serangan udara AS di dekat bandara Baghdad Jumat dini hari yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani.
Â
Tunggu Kejelasan
"Pelaku pasar menunggu konflik antara AS dengan Iran ini akan berjalan ke depannya," jelas analis komoditas TD securities Ryan McKay.
"Pelaku pasar pada pekan ini akan difokuskan pada respons Iran, jika ada," kata Peter Hug, direktur perdagangan global Kitco Metals.
"Iran telah bersumpah untuk membalas dendam yang keras. Saya tidak tahu apa artinya itu dan saya tidak tahu seberapa cepat itu akan datang, tetapi mereka cenderung konsisten ketika mereka membuat pernyataan seperti itu dan sesuatu akan terjadi." lanjut dia.
McKay mengatakan, ketakutan perang AS dengan Iran ini menyebabkan pasar saham jatuh pada perdagangan Jumat kemarin, dan mengirim harga emas ke level yang lebih tinggi.
Pada pukul 12:05 malam EST, Dow Jones Industrial Average turun 165 poin, sementara emas spot hampir USD 20 lebih tinggi menjadi USD 1.548,50 per ounce.
Advertisement