Sukses

Kemenperin Beri Bantuan Mesin Baru untuk IKM Korban Banjir

Industri Kecil dan Menengah (IKM) menjadi sektor paling banyak terdampak dari bencana banjir.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengakui bahwa sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) menjadi sektor paling banyak terdampak dari bencana banjir kemarin. Namun secaca kerugian pihaknya masih belum bisa menyebutkan lantaran masih dilakukan perhitungan.

"Pasti ada dampak husus industri sekala kecil dan menengah. Dampak ini sekarang sedang dilakukan assesment oleh Ibu Gati masih on going," ujar Agus di Kantornya, Jakarta, Senin (6/1).

Kendati begitu, pihaknya memastikan akan memfasilitasi penuh bagi industri kecil dan menengah yang terkena dampak besar. Sebagai komitmen, Kementerian Perindustrian akan menyalurkan mesin baru untuk IKM apabila terjadi kerusakan.

"Namun kami bisa berikan satu kepastian bahwa untuk industri kecil menengah khusus kecil yang mesin-mesinya mengalami dampak kerusakan akan kami fasilitasi layani memberikan penggantian 100 persen dari mesin rusak tersebut," tegas dia.

Sebagai bentuk keseriusan, Agus berjanji minggu ini akan turun ke lapangan untuk melihat sejauh mana dampak yang dirasakan oleh IKM. "InsyaAllah minggu ini mudah-mudahan tidak akan ada lagi hujan negitu lebat. Minggu ini kami akan berkunjung ke lapangan melihat IKM berdampak," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kemenperin Siapkan Anggaran Bantu Industri Kecil Korban Banjir

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) siap membantu industri kecil menengah (IKM) korban banjir yang melanda Jabodetabek sejak 1 Januari 2020.

“Kami ada anggaran untuk pemulihan daerah bencana. Nanti, setelah kami lihat laporan dari mereka butuh apa saja, kami tindak lanjuti,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih dikutip dari Antara, Sabtu (4/1/2020).

Gati menyampaikan, Ditjen IKMA akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian setempat untuk mendata jumlah IKM yang terdampak bencana banjir termasuk menginventarisir permesinan yang dibutuhkan.

"Nanti sama-sama kita lihat mereka butuh apa, kalau sarana produksi, kami bantu peralatannya 100 persen seperti yang sudah kami lakukan di Lombok, Palu, dan Padang,” ujar Gati.

Selain itu, Kemenperin juga akan menawarkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk IKM dengan bunga enam persen, yang dapat digunakan untuk membeli bahan baku produksi.

“Sekarang ditambah lagi ada KUR. Kami tawarkan juga KUR sampe Rp 50 juta itu tidak pakai agunan dengan bunga 6 persen. Jadi mereka bisa beli bahan baku atau mesin untuk produksi,” kata Gati.

Menurut Gati, sejumlah sentra IKM di Jabodetabek terdampak banjir, di antaranya sentra IKM tahu tempe di Semanan, sentra konveksi di Tambora, IKM rotan di Grogol, IKM furnitur di Pondok Bambu, sentra makanan ringan di Bandung Barat, dan IKM gula aren di Cigudeg.

“Ada pula IKM yang memproduksi genteng di Lebak dan IKM makanan dan anyaman di Indramayu,” tukas Gati.

3 dari 3 halaman

Kemenperin Data Dampak Banjir ke Industri

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menyampaikan bahwa Kemenperin tengah menunggu laporan dari pelaku industri maupun kawasan industri terkait dampak yang terjadi akibat banjir yang melanda Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

“Kalau untuk sektor industri kan kita belum tahu laporannya seperti apa. Masih menunggu laporan dari masing-masing kawasan,” ujar Sigit dikutip dari Antara, Jumat (3/1/2019). 

Dia memprediksi, dampak yang ditimbulkan akibat banjir di Jabodetabek tidak bersifat nasional, sehingga manufaktur masih akan berjalan dengan baik.

Pada prinsipnya, lanjut dia, pembangunan kawasan industri akan memperhitungkan pedoman dan standar teknis kawasan untuk mengantisipasi berbagai peristiwa, termasuk banjir, sejak awal pembangunannya.

“Zona-zona industri biasanya dibangun jauh dari aspek-aspek bencana alam, misalnya banjir dan gempa,” ujarnya.

Dengan demikian, ia meyakini bahwa kawasan industri yang ada akan tetap beroperasi sebagaimana mestinya.

Hal senada disampaikan Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar yang menyampaikan bahwa kawasan industri relatif aman dari dampak banjir.

“Sejauh ini tidak ada anggota HKI yang melaporkan adanya dampak dari banjir terhadap kawasan industri yang dikembangkan,” katanya.

Menurut dia, kawasan industri yang baik memiliki sistem drainase yang sudah diperhitungkan untuk menghadapi banjir.