Liputan6.com, Jakarta - Mobil buatan Indonesia atau dikenal Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) tengah dilirik oleh negara luar seperti Nigeria. Bahkan perusahaan pengusaha Nigeria Aliko Dangote, Dangote Group berencana memboyong 10.000 unit AMMDes.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mengatakan untuk tahap awal pihaknya akan mengirim tiga jenis kendaraan AMMDes. Secara bertahap hingga lima tahun ke depan bisa mencapai 10.000 unit kendaraan.
"Kalau nilai sih belum bisa diiberikan karena ini masih dalam ranahnya bisnis ya. Masih negosiasi," jelas dia di Kantornya, Jakarta, Senin (6/1).
Advertisement
Baca Juga
Putu mengungkapkan, salah satu yang memikat perusahaan asal Nigeria untuk membeli AMMDes lantaran kendaraan ini bisa digunakan di jalur ekstrim. Tak hanya itu, daya tahan untuk menampung logistik juga cukup teruji.
"Dia sangat tertarik itu karena AMMDes itu bisa off-road. Jadi bisa di off-road bisa digunakan di daerah daerah yang memang infrastrukturnya itu minim dan jalan jalannya ekstrim dia bisa. Jadi dia bisa untuk membawa logistik dan juga hasil-hasil daerah itu bisa dibawa ke desa maupun kota yang terdekat,"
Terlebih, kendaraan ini dinilai akan memudahkan membantu mengangkut hasil bumi di negara tersebut. Sehingga kendaraan desa ini dinilai sangat tepat untuk kebutuhan di Nigeria.
"Nah ini perlu alat yang seperti itu yang bisa dia mobile untuk melayani masyarakat yang agak luas. Nah ini kenapa dia sangat tertarik," katanya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kemenperin Kembangkan Mobil Pedesaan Tenaga Listrik
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengembangkan Alat Mekanik Multifungsi Pedesaan (AMMDes) atau mobil pedesaandengan tenaga listrik. Demikian disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Andika.
"Nanti, kami akan kembangkan AMMDes versi listrik. Jadi, mesin itu nanti akan diganti menggunakan tenaga dari baterai dan motor listrik," kata Putu Juli Andika, dikutip dari Antara, Minggu (14/4/2019).
Secara teknis, AMMDes cukup memungkinkan untuk dibuat ke arah elektrifikasi. Dengan begitu, nantinya selain daya tenaga yang sudah menggunakan listrik, Power Take Off (PTO) yang digunakan untuk menggerakkan beragam alat juga otomatis menggunakan listrik.
Mengenai pengembangan mobil pedesaan listrik ini, Kemenperin akan membuat sebuah Focus Group Discussion (FGD) dalam ajang AMMDes Summit II di ICE BSD, Tangerang, pada Senin 15 April.
Menurut Putu, pihaknya akan menggundang beberapa pembicara untuk membahas rencana strategis AMMDes menjadi kendaraan listrik.
“Itu mengapa dalam AMMDes 2nd Summit akan kita undang seluruh stakeholder, karena kita ingin benar-benar membantu masyarakat dan mengubah pandangan masyarakat tentang teknologi,” ungkap Putu.
Ditambah, lanjutnya, konsep membangun dari desa juga sesuai dengan Nawacita pemerintah yang ingin mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kematiriman.
Advertisement
Rencana Jangka Panjang
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto, menjelaskan bahwa AMMDes listrik baru berupa pembahasan yang sedang digulirkan untuk rencana ke depan. Sampai saat ini pihaknya sendiri masih berkonsentrasi pada produksi yang baru saja dimulai.
"Konsentrasi kami sekarang pada unit yang sedang kami produksi dulu, karena kan baru bulan kemarin (Maret) kita mulai produksinya. Untuk listrik memang ada pembahasan, nanti juga akan didiskusikan lagi," ujar Reiza.
KMWI selaku produsen dari AMMDes mulai berencana menggenjot penjualan AMMDes di berbagai wilayah. Tingginya potensi penjualan dan juga banyaknya efek positif yang bisa dihasilkan dari hadirnya AMMDes di pedesaan menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memaksimalkan ragam jalur pemasaran yang dimilikinya.
Terkait produksi, saat ini KMWI memiliki kapasitas produksi sebanyak 3.000 unit per tahun. Rencananya perusahaan akan meningkatkan kapasitas terpasangnya menjadi 12 ribu unit per tahun di 2020. Perseroan membagi segmen pemasarannya menjadi dua bagian.
Pertama adalah melalui pemerintah dan kedua adalah dengan menjualnya secara perorangan kepada masyarakat di desa.