Sukses

10 Negara dengan Kerugian Ekonomi Terbesar Akibat Banjir

Beberapa negara pernah terlanda bencana banjir yang dahsyat.

Liputan6.com, Jakarta Di awal tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia terlanda bencana banjir. Upaya penanganan pun dilakukan antara pemerintah pusat dan daerah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kerusakan yang ditimbulkan dari bencana banjir sangat besar. Selain mengganggu aktivitas masyarakat juga mempengaruhi secara perekonomian dari dampak yang muncul.

Mengutip laman Worldatlas, Selasa (7/1/2020), beberapa negara pernah terlanda banjir yang dahsyat. Beberapa diantaranya berada di Asia. Banjir menyebabkan kerugian secara materi dan imateri.

Data total kerugian, menurut data Pusat Penelitian Epidemiologi Bencana, Jerman menduduki posisi keenam. Negara ini mengalami kerugian secara ekonomi mencapai USD 12,9 miliar (Rp 180,6 triliun) dari bencana yang melanda pada 2013.

Peristiwa serupa lainnya terjadi di Jerman pada tahun 2002, dengan kerugian total USD 11,6 miliar (Rp 162,4 triliun).

Negara lain di luar Asia yang masuk daftar memiliki potensi kerusakan besar akibat banjir yaitu Amerika Serikat.

Setelah banjir dahsyat pada 1993, dana yang digunakan untuk memperbaiki semua kerusakan properti dan perbaikan wilayah mencapai USD 12 miliar (Rp 168 triliun). Pada 2008 kerugian yang diakibatkan oleh banjir lain di Amerika Serikat mencapai USD 10 miliar (Rp 140 triliun).

 

Adapun banjir dahsyat kedua dan ketiga terjadi di China. Banjir menghancurkan berbagai infrastruktur dan merusak secara perekonomian.

Selama banjir yang terjadi sejak 1 Juli 1998, China menghabiskan lebih dari USD 30 miliar untuk melakukan perawatan kesehatan, perbaikan, membangun perumahaan baru dan memperbaiki gedung-gedung pemerintahan yang terkena dampak banjir.

Banjir kedua di Cina yang paling dahsyat terjadi di tahun 2010. Menurut data resmi, 392 orang meninggal dunia dan sekitar 232 dilaporkan hilang selama banjir.

Terlepas dari seberapa jumlah korban tersebut dapat muncul dari tengah populasi yang jauh lebih dari satu miliar, laporan resmi mengatakan bahwa banjir memiliki dampak negatif pada lebih dari 134 juta orang.

Beberapa banjir tambahan berpengaruh pada Cina, meskipun begitu dampak ekonomi yang dialami jauh lebih kecil dibanding dua banjir lainnya yang pernah terjadi. Salah satu banjir yang terjadi pada tahun 1996 membuat kerugian Cina mencapai USD 12,6 miliar. 

Adapun urutan pertama negara yang mengalami kerugian terbesar adalah Thailand. Bencana tersebut terjadi pada 2011. 

Pada 5 Agustus 2011, daratan Nock-Ten terhempas badai tropis yang berakibat ke daerah-daerah di sekitar aliran sungai Chao Phraya dan Mekong. Bahkan ibukota Bangkok rusak parah akibat curah hujan lebat.

Menurut data dari Bank Dunia, diperkirakan kerusakan ekonomi pada saat itu sekitar USD 40 miliar USD 45 miliar. Pada skala internasional, ini merupakan bencana alam termahal keempat dari segala bentuk bencana yang pernah dicatat.

Bencana alam lainnya, adalah gempa bumi Tohoku di Jepang pada 2011, gempa bumi Kobe di 1995 dan Badai Katrina yang melanda Amerika Serikat pada 2005.

 

2 dari 2 halaman

Berikut daftar lengkap negara dengan kerugian terbesar akibat banjir:

1. Thailand

Tahun: 2011

Nilai kerugian: USD 40 miliar (Rp 560 triliun)

2. China

Tahun: 1998

Nilai Kerugian: USD 30 miliar (Rp 420 triliun)

3. China

Tahun: 2010

Nilai kerugian: USD 18 miliar

4. India

Tahun: 2014

Nilai kerugian: USD 16 miliar

5. Korea

Tahun: 1995

Nilai kerugian: USD 15 miliar

6. Jerman

Tahun: 2013

Nilai Kerugian: USD 12,9 miliar

7. China

Tahun: 1996

Nilai kerugian: USD 12,6 miliar

8. Amerika Serikat

Tahun: 1993

Nilai Kerugian: USD 12 miliar

9. Jerman

Tahun: 2002

Nilai Kerugian: USD 11,6 miliar

10. Amerika Serikat

Tahun: 2008

Nilai Kerugian: 10 miliar

 

 

Â