Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Intelegensia Graha Tama, David Santoso menyebut bahwa pembangunan infrastruktur dan utilitas dasar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Malang, Jawa Timur, sudah mencapai 50 persen. Dengan capaian itu, dirinya berharap pada tiga tahun mendatang bisa segera beroperasi.
Berdasarkan Undang-Undang sendiri pihaknya diminta untuk menyelesaikan pembangunan KEK Singhasi dengan target waktu mencapai tiga tahun. Di mana aturan tersebut mulai terbit pada 29 September 2019 dan masa berakhir di 27 September 2022 mendatang.
Baca Juga
"Infrastruktur dasarnya sudah 50 persen (fase 1). Target tiga tahun pertama itu, kita sudah lebih dari 50 persen," katanya saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (6/1).
Advertisement
PT Intelegensia Graha Tama sendiri merupakan salah satu pengelola KEK Singhasari. Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan kawasan tersebut ditaksir mencapai Rp 12,5 triliun.
"Jadi di tiga tahun pertama kita bangun basic infrastruktur dan mendatangkan beberapa investor awal. Tapi total investasi diperkirakan Rp 12,5 triliun," jelas dia.
Sementara itu, untuk lahan sendiri pihaknya sudah menguasai sekitar 80-90 persen dari izin diberikan sebanyak 120 hektar area (Ha). Adapun yang sudah dibangun dalam taap pertama yakni sekitar 44 Ha.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari Malang
Kabupaten Malang dan Jawa Timur kini punya sebuah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari. Kawasan ini bakal semakin mendorong Bromo Tengger Semeru sebagai salah satu destinasi wisata kelas dunia yang ada di Indonesia.
Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari berada di atas lahan seluas lebih dari 120 hektare (ha) di Singhasari, Malang. Terdiri dari dua zona yaitu pariwisata dan pengembangan teknologi. Ada deregulasi dan kemudahan segala pelayanan perizinan.
"Alur perizinan tidak rumit, sehingga hanya butuh satu atau dua hari bagi investor mengurus persyaratan untuk masuk KEK Singhasari," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Malang, Selasa, 8 Oktober 2019.Â
BACA JUGA
Ada insentif fiskal yang memudahkan investor, berupa tidak ada pajak maupun retribusi perizinan yang masuk kawasan ini. Pemerintah membenahi infrastrukktur dan kebutuhan dasar lainnya seperti air, listrik sampai jaringan internet untuk mendukung kawasan ini.
KEK Singhasari juga untuk mendukung wisata Bromo Tengger Semeru, satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional. Agar obyek wisata itu bisa jadi destinasi kelas dunia. Diharapkan turut menggenjot angka wisatawan mancanegara di Jawa Timur.
Bila pada 2018 angka wisman sebanyak 300 ribu orang, berikutnya ditarget bisa sampai 1 juta wisman masuk Jawa Timur. Atau setara 1,2 miliar dolar Amerika Serikat dengan average spending per arrival sebesar 1.200 dolar Amerika Serikat.
"Atraksi wisatanya kelas dunia, maka akses ke sana juga harus kelas dunia. Bandara di Malang harusnya juga jadi internasional. Untuk akses jalan tol terus dibenahi," papar Arief.
Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 tahun 2019. KEK ini memiliki sejumlah unggulan. Selain dekat dengan wisata Bromo Tengger Semeru, juga terkoneksi tol Pandaan–Malang, serta sudah ada bandar udara.
"Membangun masyarakat di sekitar kawasan ini juga harus diutamakan. Ongkos sosialnya akan sangat tinggi jika tidak dipikirkan masyarakatnya lebih dulu," papar Arief.
Advertisement
Meringkas Usul
KEK Singhasari semula diusulkan berada di atas lahan seluas 300 hektare. Terdiri dari zona wisata, technopark dan industri kreatif. Namun pada akhirnya yang disetujui 120 ha dengan terdiri dari zona pariwisata dan pengembangan teknologi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Tommie Herawanto mengatakan, seluruh usulan awal itu direvisi oleh dewan kerja KEK nasional dan sesuai nomenklatur.
"Tapi industri kreatif tetap bisa masuk kedua zona yang disetujui oleh dewan KEK nasional," tutur Tommie.
Semua investasi yang masuk di kawasan khusus ini harus sesuai zonasi. Pihak swasta selaku pengusul KEK Singhasari memiliki site plan pengembangan kawasan. Setiap tahun bakal terus dievaluasi apakah sudah sesuai atau tidak. Evaluasi terus selama 3 tahun ke depan.
"Pengembangan di dalam kawasan jadi tanggung jawab operator. Kalau pembenahan di luar kawasan dibantu pemerintah provinsi dan pusat," ujar Tommie.
Pengembangan kawasan ini sendiri ditarget bisa mendatangkan investasi senilai Rp30 triliun dalam 3 tahun. Selama itu pula akan dievaluasi sudah sesuai konsep awal atau tidak. Serta harus berdampak pada masyarakat di dalam maupun di luar kawasan.Â
Pintu Masuk
KEK Singhasari di Malang sendiri didesain dengan pendekatan wisata dan budaya. Salah satunya ikon sejarah kerajaan Singhasari. Di titik awal KEK ini sendiri sudah didirikan Museum Singhasari sejak Mei 2015 silam.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, Made Arya mengatakan, museum bakal jadi pintu masuk menuju kawasan khusus tersebut. Sehingga KEK tetap mengedepankan wisata edukasi dan budaya.
"Museum dilengkapi secara bertahap. Diharapkan jadi titik awal atau pintu masuk untuk menuju KEK Singhasari," ucap Made.
Museum Singhasari berada di atas lahan seluas 2 ribu meter peresegi. Lahan dan museum itu hibah dari pihak swasta pengusul sekaligus pengelola KEK Singhasari. Pengelolaannya ada di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, jadi aset Pemkab Malang.
Sejauh ini museum baru dilengkapi dengan replika arca peninggalan kerajaan Singhasari yang kini disimpan di Universitas Leiden, Belanda, serta terdapat sejumlah diorama yang bercerita tentang Ken Arok, sosok pendiri kerajaan tersebut.
"Harapan kami dengan penetapan kawasan khusus ini bisa semakin mempercepat pengembangan museum," ujar Made.
Kegiatan seni dan budaya melibatkan pelajar bakal rutin digelar setidaknya tiap bulan sekali dengan menggandeng Dinas Pendidikan sehingga gairah seni tumbuh dan berdampak pula pada masyarakat di sekitar kawasan.
Advertisement