Liputan6.com, Jakarta - Masuknya kapal Coast Guard China ke ZEE Natuna milik Indonesia menjadi perbincangan publik belakangan ini.
Beberapa tokoh yang berkaitan dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI juga turut jadi perbincangan, seperti Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menhan Prabowo Subianto yang bersikap lebih lunak karena China dianggap sebagai sahabat dan investor setia bagi Indonesia.
Sikap ini memantik Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti, yang dikenal tegas dan tak kenal ampun terhadap bentuk ilegal fishing di Indonesia, untuk berkomentar.
Advertisement
Melalui akun Twitternya, @susipudjiastuti, Susi mengungkapkan perbedaan sikap yang harus ditunjukkan kepada China.
"Pada saat dia investasi, kita hormati dan jaga. Pada saat mencuri, kita tangkap dan tenggelamkan," tulisnya, dikutip Liputan6.com, Selasa (7/1/2020).
Tidak hanya cuitan tersebut, sebagian besar konten linimasanya diisi dengan komentar tegas bahwa Indonesia tidak boleh kalah soal Natuna, meski bersahabat dengan China.
"Perlakukan pencuri ikan dengan penegakan hukum atas apa yg mereka lakukan. Dan ini berbeda dengan menjaga persahabatan atau iklim investasi," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dukungan Warganet
Sontak, hal ini mendapat dukungan para warganet yang juga ikut memberi pernyataannya soal Natuna dan diretweet oleh Mantan Menteri KKP tersebut.
"Di masa @susipudjiastuti, memang pernah terjadi pelanggaran, Indonesia tegas menangkap kapal nelayan China sekalipun dikawal coast guard. Setelah insiden yang konon sampai terjadi kontak senjata, coast guard China tidak pernah lagi memasuki Natuna," tulis akun @aryprasetyo85.
"Bukan terprovokasi, tetapi krna Kedaulatan NKRI itu harga mati! Sudah jelas teman-teman nelayan mengeluh krna datang nya sang pengrusuh saat mereka sdg mencari nafkah dgn cucuran peluh. Jadi nelayan di anggap sbg provokator? Info tsb sbagian dr nelayan pak," tulis akun @derymdh.
Advertisement