Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat dengan perusahaan Uni Emirat Arab (UEA) Masdar.
Direktur Pengadaan Strategis 1 Sripeni Inten Cahyani mengatakan, PPA PLTS terapung Cirata akan ditandatangani di UEA, berbarengan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Abudabi.
"Jadi, kita akan tandatangan di depan Presiden. Salah satunya yang di Masdar," kata Inten, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Inten, pembangunan PLTS Terapung Cirata membutuhkan investasi sebesar USD 129 juta. Pembangkit Energi Baru Terbarukan tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 50 Mega Watt (MW) pada 2021 Untuk tahap pertama, kemudian akan meningkat menjadi 145 MW pada 2022.
"Setelah PPA, Financial Close satu tahun, jadi awal 2021 sudah mulai konstruksi. Jadi, targetnya 50 MW selesai 2021. Sisanya, di 2022 nanti," paparnya.
Pembangunan PLTS terapung Cirata akan dilakukan anak usaha PLN Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan porsi 51 persen Dan Masdar 49 persen. Listrik dari PLTS yang dibangun di atas permukaan air Wadug Cirata ini dipatok USD 5,8 sen per Kilo Watt hour (KWh).
"Komposisinya 51 PLN 49 Masdar lokasinya di Wadug Cirata," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Diminta Ganti PLTD demi Kurangi Impor BBM
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT PLN (Persero) mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di setiap pembangkit listrik yang dioperasikannya. Salah satunya dengan mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, sektor kelistrikan mengikuti fokus mengurangi impor minyak untuk meredam defisit neraca berjalan.
"Saya tidak fokus di penyesuaian harga, tapi mengurangi defisit neraca itu," kata Rida, di Jakarta, Senin (30/12/2019).
Rida mengungkapkan, untuk mengurangi impor minyak, perlu dilakukan penggantian PLTD yang mengkonsumsi BBM dengan pembangkit listrik lain yang sumber energinya ada di dalam negeri.
"Dengan PLTD-PLTD diganti itu bagian itu yang membuat impor," tuturnya.
Advertisement