Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak pada hari Senin ke level tertinggi hampir tujuh tahun. Ini sebagai dampak pembunuhan seorang komandan penting Iran oleh AS yang memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Seperti dikutip di laman CNBC.com, Rabu (8/1/2020), harga emas di pasar spot naik 1,1 persen pada USD 1,568,19 per ounce. Pada awal perdagangan emas sempat naik ke USD 1,582,59, tertinggi sejak April 2013.
Emas berjangka AS juga naik 1,2 persen menjadi USD 1,568,80 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
“Pasar gelisah tentang apa yang terjadi selanjutnya antara Amerika Serikat dan Iran; ada risiko politik dan ada pembelian safe haven dalam emas,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
"Ekuitas lebih rendah, dan ini adalah badai sempurna untuk emas sentuh harga lebih tinggi antara sekarang dan sampai kita mendapatkan kejelasan tentang situasi ini," tambah dia.
Parlemen Irak pada hari Minggu meminta AS dan pasukan asing lainnya untuk pergi sementara Iran mengecam Presiden AS Donald Trump setelah ia mengancam akan menyerang 52 situs Iran, jika Teheran ingin membalas.
Konflik ini mengirim saham dunia turun 0,3 persen. Di Wall Street, Nasdaq berubah positif, tanda investor mengambil pendekatan yang berhati-hati.
"Meskipun pasar saham memangkas kerugiannya, dan emas memangkas beberapa kenaikan, kami masih mencari rentang harga emas yang lebih tinggi karena emas telah menjadi surga yang diperlukan," kata George Gero, direktur pelaksana di RBC Wealth Management.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
The Fed Naikkan Suku Bunga
Di tempat lain, para pembuat kebijakan Federal Reserve AS setuju bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap ditahan untuk "suatu waktu,. Emas sangat sensitif terhadap suku bunga, karena suku bunga yang lebih tinggi mengangkat biaya peluang memegang emas.
Palladium naik hampir 2 persen menjadi USD 2.024,64 per ounce, setelah mencapai tertinggi sepanjang masa dari USD 2.031 per ounce.
“Itu (paladium) tampaknya tak terbendung. Banyak pemain pasar berpendapat bahwa pasar akan tetap sangat ketat, dan itulah kekuatan pendorong utama untuk harga, "kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
Perak naik 0,7 persen menjadi USD 18,17, setelah sebelumnya mencapai tertinggi dalam lebih dari tiga bulan pada USD 18,50. Platinum turun 2,2 persen menjadi USD 958,94 per ounce.
Advertisement