Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapan salah satu alasan pemerintah akan membangun kembali Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di perairan Utara Natuna.
Salah satunya yakni agar berdekatan dengan daerah perbatasan perairan antara Indonesia-China.
"Kita mau letaknya di Utara biar lebih dekat dengan perbatasan," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/1).
Advertisement
Luhut menyebut rencana pembangunan SKPT di wilayah Utara Natuna merupakan sebagai desain ulang agar kapal-kapal ikan Indonesia lebih banyak masuk ke daerah sana. Nantinya, kapal-kapal yang diusulkan berada di SKPT baru di atas 30 GT.
Baca Juga
Di samping itu, Mantan Menko Polhukam ini juga memastikan meski berada di daerah perbatasan, SKPT di Utara Natuna akan tetap aman. Sebab, kapal-kapal China sendiri diklaim tidak bisa masik ke teritorial wilayah perbatasan Indonesia.
"Patrolinya juga kita buat nanti, Mereka (juga) kan gak masuk ke teritorial kita," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Punya Potensi Ikan yang Besar
Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin akan kembali membangun fasilitas Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di perairan utara Natuna, Kepulauan Riau. Pembangunan ini dilakukan mengingat wilayah tersebut memiliki potensi ikan cukup banyak yang bisa dioptimalkan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Suherman mengatakan, selama ini baru ada satu SKPT yang beroprasi di laut Natuna yakni di Selat Lampa. Menurutnya, kehadiran SKPT tersebut kurang mengingat potensi ikan di perairan Natuna cukup banyak.
Agus menyebut, pembangunan SKPT di perairan Utara Natuna sendiri sebagai fasilitas bagi nelayan. Nantinya di sana akan dibangun pelabuhan, perumahan untuk nelayan, hingga fasilitas industri seperti cold storage atau lemari pendingin.
"Sekarang baru ada satu SKPT di Selat Lampa. di Utara belum ada nah kita coba nambah satu," ujarnya ditemui di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta.
Advertisement