Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berkomitmen meningkatkan pelayanan subsidi angkutan udara perintis penumpang, perintis kargo dan subsidi perintis angkutan kargo. Komitmen ini ditujukan melalui penandatanganan kontrak ketiganya hingga akhir 2020 mendatang.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti mengatakan dalam penandatangan kontrak tahun ini pihaknya menganggarkan subsidi mencapai Rp 500 miliar terhadap ketiganya.
Adapun rute yang akan dilayani sebanyak 188 rute angkutan udara perintis penumpang, 27 rute penerbangan perintis kargo, dan 1 rute subsidi angkutan udara kargo yaitu untuk rute Timika-Wamena.
Advertisement
"Kami melaksanakan penandatanganan kontrak udara perintis di tahun anggaran 2020 yang baru saat ini bisa terlaksana di awal tahun Rp 500 miliar total, di semua sapai akhir tahun. Tujuannya adalah agar pelayanan tidak terputus. Dan Alhamdulillah sudah 82 persen kontrak sudah selesai per hari ini dan mudah-mudahan sisanya menyusul sebelum minggu ke dua pada 16 januari 2020," jelas dia.
Â
Baca Juga
Adapun dari 188 angkutan udara perintis penumpang terdiri dari daerah Sumatera yang terbagi 3 koordinator wilayah (korwil) dengan 24 rute. Jawa satu korwil dengan 3 rute, Kalimantan 3 korwil dengan 25 rute, dan Nusa Tenggara Timur 1 korwil dengan 4 rute.
"Papua 9 korwil paling banyak dengan 116 rute jadi totalnya 188 rute," imbuh dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Angkutan Perintis Kargo
Sementara untuk angkutan printis kargo sudah dilaksanakan di Kalimantan, Sulawesi dan Papua sebanyak 27 rute.
Dengan rincian sulawesi 3 rute, Kalimantan 3 rute, dan Papua sebanyak 22 rute.Kemudian terakhir, subsidi printis angkutan kargo terdapat satu lokasi di Timika-Wamena.
"Itu yang angkutan udara printis yang dilayani di tahun ini. Ini adalah salah satu perwujudan dari komitmen pemerintah dalam hal ini presiden untuk menyambungkan konektivitas kecil, daerah terluar daerah tertinggal menyambungkan konektivitas dan perbatasan. Ini salah satu wujud hadirnya negara di wilayah tersebut sehingga pelayanan angkutan udara bisa terlayani," jelas dia
Â
Advertisement