Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyambangi kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (9/1/2020). Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto, Mentan mengukuhkan kolaborasi antar dua kementerian untuk menentukan kebijakan ketahanan pangan.
Menurut Syahrul, kedekatan emosional diperlukan agar kebijakan ketahanan pangan semakin kuat dan selaras.
Baca Juga
"Kementerian Pertanian harus satu langkah, satu jalan dan satu bahasa dengan Menteri Perdagangan. Intinya kita mengharapkan support Menteri Perdagangan sepenuhnya,” ujarnya di Gedung Kemendag, Jakarta Pusat.
Advertisement
Mentan menambahkan jika dukungan dari Mendag untuk melipatgandakan perdagangan di bidang pertanian, khususnya ekspor akan diberikan dalam berupa guides dan supportnya demi menjalankan amanah membangun negara.
“Kita punya komitmen, petani Insya Allah berproduksi lebih baik, berkualitas tentu saja kita bicara dengan ekspor dengan dunia tentang komoditas kita yang banyak,” tambah Mentan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perbedaaan Data
Selain itu, Mentan juga menegaskan jika saat ini single data yang diusung Kementan akan menjadi acuan serta pegangan yang digunakan Kemendag atau kelembagaan lainnya dalam membuat kebijakan yang benar.
“Memang betul perbedaan data akan menyesatkan arah kita. Oleh karna itu single data kita perbaiki dan itu menjadi pegangan bersama Menteri Perdagangan,” tuturnya.
Di kesempatan itu, Mendag juga membenarkan bahwa single data digunakan Kemendag untuk menjadi acuan dalam mengambil keputusan perdagangan khususnya sektor strategis seperti pangan.
“Kalo mengenai data kita memang sudah satu pintu lah, jadi tidak ada perbedaan disini lah kita sangat senang bersinergi dengan Kementerian Pertanian,” katanya.
Advertisement
Dukungan Kementerian Lain
Agus mengungkapkan jika Kemendag memiliki wewenang dalam penentuan kebijakan perdagangan, dimana dukungan dari kementerian lain khususnya Kementan sangat dibutuhkan sehingga tujuan kedua kelembagaan dapat dijalankan bersama-sama.
“Memang dalam menentukan kebijakan ini kita perlu kerjasama terutama yang berkaitan dengan pangan apalagi kita mau tingkatkan pangan untuk mengekspor sehingga kita akan lebih selektif,” sambungnya.