Sukses

Harga Emas Turun Usai AS dan Iran Sepakat untuk Damai

Harga emas dunia turun pada penutupan perdagangan, Kamsi (9/1/2020)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh pada hari Kamis, setelah melewati level kunci USD 1.600 untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun di sesi terakhir. Hal ini disebabkan pasar bertaruh Amerika Serikat dan Iran tidak akan melakukan konflik lebih lanjut.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (10/1/2020) harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.546,33 per ounce, setelah sebelumnya merosot ke USD 1.539,78 per ounce. Emas berjangka AS 0,8 persen lebih rendah ke USD 1.547,40 per ounce.

"Kembalinya selera risiko berarti bahwa aset yang aman seperti emas telah mengalami beberapa aksi ambil untung dan mungkin saja bisa berlanjut sedikit lebih lama," kata analis Standard Chartered Bank Suki Cooper.

Harga emas turun setelah naik sebanyak 2,4 persen pada hari Rabu pagi untuk menembus di atas level USD 1.600 kunci setelah serangan balasan Iran pada pangkalan militer yang menampung pasukan A.S. di Irak.

Kekhawatiran perang yang lebih luas di Timur Tengah mereda setelah Presiden AS Donald Trump menahan diri dari memerintahkan lebih banyak aksi militer pada hari Rabu dan diplomat menteri luar negeri Iran mengatakan serangan rudal tersebut tidak akan dilakukan lagi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masih Berpeluang Turun

Pengurangan permintaan untuk safe-haven juga tercermin dalam kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia SPDR Gold Trust, yang turun 1,05 persen pada hari Rabu.

"Emas akan tetap sensitif pada berita utama terkait Iran atau tembakan roket di Baghdad selama beberapa hari di minggu ini," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam mulia dan dasar di BMO.

"Bahkan jika de-eskalasi terjadi masih harus ada risiko yang membantu emas bertahan di atas level USD 1.525 di mana emas diperdagangkan sebelum pemogokan A.S," tambah dia.

Ketika Amerika Serikat dan Iran mundur dari konflik di Timur Tengah, indeks saham AS mencapai rekor tertinggi. Di sisi lain menguatnya optimisme pasar tentang kesepakatan perdagangan AS-China menambah suasana optimis. Wakil Perdana Menteri China Liu He akan menandatangani kesepakatan "Fase 1" di Washington minggu depan, kata kementerian perdagangan Kamis.