Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik tipis pada hari Jumat. Didorong oleh data nonfarm payroll AS yang mengecewakan. Akan tetapi meredanya ketegangan di Timur Tengah mendorong minat terhadap aset berisiko sehingga membuat kenaikan emas batangan tetap terkendali.
Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (11/1/2020), harga emaa di pasar spot gold naik 0,44 persen pada USD 1,559,11 per ounce. Emas berjangka AS naik 0,34 persen pada USD 1.559,5 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
"Menjelang akhir pekan, orang-orang tidak benar-benar menjual emas, tetapi tidak ada banyak tekanan beli juga. Mereka hanya menunggu untuk melihat apa yang terjadi dengan emas dan di Timur Tengah sebelum memutuskan langkah selanjutnya," kata Fawad Razaqzada, analis pasar dengan Forex.com.
Harga emas sejauh ini turun hampir 4 persen dari level tertinggi tujuh tahun mendekati USD 1.610,90 yang dicapai pada hari Rabu karena ketegangan tentang konflik yang lebih luas di Timur Tengah mereda.
Saham dunia juga mencetak rekor tertinggi baru, didorong oleh pencairan ketegangan AS-Iran. DPR AS pada hari Kamis mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Presiden AS Donald Trump dari aksi militer lebih lanjut terhadap Iran.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Harga Emas
Menambah tekanan pada aset safe-haven adalah penguatan dolar yang ditetapkan untuk membukukan minggu terbaiknya dalam dua bulan. Indikasi sentimen, kepemilikan dari dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, jatuh untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Kamis.
Prediksi pergerakan harga emas, level USD 1.555 sangat penting. "Jika kita menutup di bawah USD 1.555 hari ini maka kita akan melihat beberapa kelemahan lebih lanjut minggu depan, mungkin menuju USD 1.515. Tetapi jika kita pergi di atas USD 1.555 dan bertahan di sana, itu mungkin akan mengembalikan pembeli bullish jangka pendek," tutup Razaqzada.
Advertisement