Sukses

Tes Pendaratan Mulus, Proyek Bandara Ngloram di Blora Ditarget Rampung 2021

Saat ini Bandara Ngloram memiliki runway sepanjang 1.200 m x 30 m dan belum memiliki terminal penumpang.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan akan mendorong percepatan pembangunan Bandara Ngloram di Blora, Jawa Tengah. Anggaran pembangunan yang telah disiapkan akan difokuskan untuk memperpanjang landasan pacu atau runway bandara.
 
"Ngloram itu lebih progresif, karena untuk tanahnya sudah selesai semuanya. Oleh karenanya kita telah menyediakan anggaran untuk lakukan pembangunan," ujar Menhub Budi mengutip keterangan resmi, Minggu (12/1/2020).
 
Adapun, bandara yang ditargetkan rampung pada 2021 ini akan dilakukan tes flight terlebih dahulu.
 
"Jadi sekarang ini penerbangan perdana oleh saya itu baru boleh dilakukan kalau ada test flight terlebih dahulu. Sekarang sedang dilakukan oleh Bu Dirjen dan Pak Direktur Bandara, kalau bagus mungkin bulan depan saya ke saya mau ajak Pak Gubernur nanti," jelas Menhub. 
 
Sementara itu, setelah melakukan pendaratan di Bandara Ngloram, Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti menyampaikan bahwa pendaratan dapat dilakukan dengan baik pada runway sepanjang 1.200 meter tersebut.
 
Dia berharap, Bandara Ngloram segera dapat beroperasi secara komersil, agar dapat menghubungkan masyarakat setempat dengan daerah-daerah di sekitarnya. 
 
"Alhamdulillah kalau dari hasil pendaratan secara visual bagus, tapi landasan nanti akan di cek secara teknis, hari ini sudah mulai di tes. Bandar udara ini mulai dibangun di tahun 2019, sekarang panjang landasannya 1.200 m," jelas Polana.
 
Sebagai informasi, saat ini Bandara Ngloram memiliki runway sepanjang 1.200 m x 30 m dan belum memiliki terminal penumpang. Kedepannya, akan dilakukan 4 tahap pengembangan Bandara Ngloram.
 
 
2 dari 2 halaman

Pembangunan Bandara Dewadaru Karimunjawa Ditargetkan Kelar 2022

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus menggenjot pembangunan bandara di daerah pariwisata, termasuk Karimunjawa.
 
Bandara Dewadaru, bandara di Karimunjawa, akan dikembangkan untuk mendukung aksesibilitas transportasi menuju destinasi wisata Karimunjawa.
 
Pengembangunan bandara ini memerlukan anggaran Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar. Sedangkan untuk terminal Kemenhub akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar.
 
 
Adapun saat ini, panjang runway bandara ialah 1.200 meter. Nantinya lintasan akan dikembangkan menjadi 1.600 meter, bahkan 1.700 meter agar pesawat baling-baling sejenis ATR-72 bisa mendarat dengan kapasitas penuh.
 
"Kemudian terminal penumpang sekarang ini tidak sampai 1000 meter persegi akan dibangun 2000 meter persegi hingga 2800 meter persegi. Ditargetkan tahun 2022 selesai dengan kapasitas yang jauh lebih besar dari sekarang," kata Menteri Perhubungan Budi Karya, mengutip keterangan resmi, Minggu (12/1/2020).
 
Dengan adanya perpanjangan runway diharapkan dapat menambah frekuensi penerbangan dari dan menuju Pulau Karimunjawa.
 
Saat ini hanya terdapat satu maskapai, yaitu Wings Air, yang melayani secara reguler 3 kali dalam seminggu dimana tingkat keterisian penumpangnya sudah 100 persen.
 
Sementara saat ini, dengan panjang runway yang ada yaitu 1.200 meter, pesawat ATR-72 dari Wings Air tidak dapat mengangkut penumpang dengan kapasitas maksimal demi pemenuhan aspek keselamatan.
 
"Nanti pada saat bandara ini runwaynya 1 600 meter kita akan tingkatkan pergerakan dari pesawat-pesawat terutama dari Semarang," katanya.
 
Â