Liputan6.com, Jakarta - Pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor, yang terjadi beberapa waktu lalu di sejumlah titik wilayah di Kabupaten Lebak, Banten, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tanggap bencana dengan melepas keberangkatan truk berisi bantuan, untuk korban banjir.
Tak tanggung, Kemenperin mengirimkan lima truk berisi makanan, minuman, perlengkapan mandi, tenda, obat-obatan, dan lain sebagainya, dengan dana untuk bantuan ini sekitar Rp 500 juta.
"Sebagai Menperin menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap industri yg mendukung, ini merupakan suatu hal yg positif," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Kementrian Perindustrian, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Advertisement
Menurutnya, bantuan untuk para korban banjir dan tanag longsor di Lebak ini jangan dipandang sebagai tanggap bencana yang telat, dikarenakan bencana sudah terjadi beberapa waktu lalu. Melainkan, harus tetap siap siaga karena diprediksi curah hujan yang mengguyur Indonesia masih tinggi.
"Bahwa menurut prediksi bencana masih menimpa Indonesia karena curah hujan yg tinggi," ujarnya.
Begitupun dengan bencana diluar banjir seperti longsor atau yang lainnya, tetap harus waspada. "Saya paham betul sekecil bantuan bisa membantu saudaranya kita yg sedang kesulitan," ungkapnya.
Atas kerja sama dengan industri-industri dalam mengumpulkan bantuan, menurutnya hal ini merupakan paket bantuan lanjutan.
Sementara itu, pihaknya juga telah membuat kebijakan untuk membantu semua industri kecil, yang mesin-mesinnya terdampak banjir, dengan diganti 100 persen.
"Seperti di Jakarta Barat, dan Tangerang sudah diterapkan, telah diberikan langsung secara simbolis terkait mesinnya yang rusak yang dampak banjir," jelasnya.
Ia pun menyampaikan harapannya ke depan terkait tanggap bencana, harus tetap siaga dan ia juga berharap agar industri-industri besar bisa tetap ikut membantu korban bencana.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banjir Bandang dan Longsor Lebak, Rusak 489 Hektare Lahan Pertanian
Banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten, merusak sejumlah bangunan dan fasilitas umum seperti rumah, sekolah, hingga jembatan. Bencana ini juga merusak 489 hektare lahan pertanian masyarakat. Begitupun hewan ternak beserta kandangnya, ikut hanyut.
"Data yang kami dapat, hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, ada 489 rusak, 450 hektare yang benar-benar rusak. Kerbau, kambing pun terdampak (longsor dan banjir bandang)," kata Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus Tauhid, ditemui usai penanaman pohon bersama Polda Banten, di Kelurahan Sepang, Kota Serang, Banten, Jumat (10/1/2020).
Agus Tauhid menceritakan, Dinas Pertanian Lebak telah meminta bantuan kepada Kementerian Pertanian. Petani di Lebak butuh eskafator untuk membersihkan lahan pertanian mereka dari pasir, lumpur dan material longsor. Juga traktor untuk membajak sawah agar bisa segera ditanami.
Dia menjelaskan, Pemkab Lebak juga berharap ada bantuan pupuk, bibit padi dan tanaman lainnya. Lantaran ketersediaan pupuk dan bibit milik para petani telah habis dan tak lagi memiliki modal untuk menggarap lahan pertanian mereka usai terjadinya bencana.
"Ada permohonan dari Bupati Lebak, untuk percepatan perbaikan sawah yang rusak, seperti eskafator. Ada penanganan paska bencana, salah satunya pemulihan sawah dan bantuan benih," ujar Agus.
Advertisement